Pesantren Akmaliah Salafiah (PAS) menggelar sholat Idul Adha pada tanggal 10 Dzulhijjah 1446 Hijriah/06 Juni 2025 yang diimami oleh Waratsatul Mursyid Akmaliah, Gus Haqqo Sabahtulloh Hizboel. Sholat Idul Adha yang bertempat di Majelis Ma’rifah Pesantren Akmaliah Salafiah dimulai pada pukul 06.20 WIB dan dihadiri oleh salikin, salikah serta masyarakat sekitar.
Dalam khutbahnya Gus Haqqo Sabahtulloh Hizboel menyampaikan tentang “makna berqurban yaitu cinta, pengorbanan, dan ketakwaan yakni Idul Adha bukan sekedar perayaan, melainkan sebuah momen spiritual untuk mengingat kembali perjuangan dan pengorbanan nabi Ibrahim AS yang penuh dengan keimanan karena rela mempersembahkan putranya, nabi Ismail AS, demi menunaikan perintah Allah SWT yang merupakan sebuah ujian yang menunjukan puncak kecintaan dan ketundukan seorang hamba pada tuhannya.
Gus Haqqo pun menyampaikan bahwa peristiwa qurban yang juga disyariatkan oleh nabi Muhammad SAW sebagai bagian dari ibadah tauhid. Maka dari itu, muhasabah atau intropeksi diri menjadi sangat penting dalam memaknai Idul Adha. Qurban bukan hanya tentang menyembelih hewan, melainkan juga menyembelih taghut, hawa nafsu dan keterikatan duniawi yang berlebihan. "Jika kita ingin dicintai oleh Allah, maka jangan mencintai sesuatu lebih dari-Nya." (Maqola Mursyid Akmaliah, Syaikhana Cyech Maulana Hizboel Wathony). Gus Haqqo juga menjelaskan bahwa peristiwa qurban juga terkait dengan kisah Habil dan Qabil yang diterangkan di dalam Al-Qur’an yakni qurban yang diterima oleh Allah SWT adalah qurban yang terbaik dan yang dipersembahkan dengan niat tulus, bukan yang asal-asalan. Maka, ketika kita ingin mempersembahkan sesuatu kepada Allah, sudah seharusnya kita berikan yang terbaik sebagaimana firman Allah SWT :
لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ
“Allah tidak melihat daging dan darah dari hewan kurban, tetapi melihat ketakwaan dari hati yang mempersembahkannya.” (QS. Al-Hajj: 37)”
Di akhir khotbahnya, Gus Haqqo menyampaikan bahwa di saat kita merasakan limpahan rezeki, maka saat itulah untuk berbagi. Sehingga dengan berqurban sama saja kita menyucikan jiwa dari sifat tamak, nafsu binatang, dan cinta dunia yang berlebihan. Imam Al-Ghazali menyebutkan bahwa di dalam diri manusia terdapat nafsu amarah, nafsu lawwamah, dan sawwalat yang semuanya harus dikendalikan dan dimatikan melalui ibadah, termasuk ibadah nusuq.”
Rangkaian sholat Idul Adha selesai pada pukul 07.30 WIB dengan ditutup doa oleh Gus Haqqo dan saling bersalaman.