Oleh : CM. Hizboel Wathony
Ahad, 27 Januari 2019
“Barang siapa yang kenal dirinya niscaya ia kenal Tuhannya dan barang siapa yang sudah mengenal Tuhannya niscaya jahil dirinya dan kelu lisannya”
Anak-anakku sekalian,
Mari kita lanjutkan kajian kajian tentang akhlaq, tauhid dan hakekat bahkah insya Allah kita golongan orang orang yang sampai pada derajat marifah yakni mengenal tuhannya. Oleh karenanya mari kita renungkan baik baik tentang pengertian bahwa Allah SWT mengajak pada kita semua untuk mengenal diri-Nya karena memang pengenalan ini adalah syarat mutlak seorang hamba dalam mengabdi kepada tuhannya. Terlebih jika kita membaca suatu kitab di dalam kaiatan tauhid dan aqoidul iman tertulis :
“Tidak sah ibadah seorang hingga ia mengenal siapa yang disembah”
Lalu bagaimana seseorang bisa mengenal yang disembah sementarara sangat sulit untuk memahami dan mengerti tentang tuhan terlebih orang orang tersebut kebanyakan mereka tidak atau bahkan jarang sekali mencari dan menimba ilmu yang terkait dengan tauhid dan hakekat. Percayalah bahwa seseorang apabila ia mengamalkan suatu agama tanpa pengetahuan maka akan mudah tersesat atau mungkin sebaliknya banyak pengetahuan namun tidak diamalkan pun menjadi persoalan. Lalu bagaimana kita menjadi hamba Allah SWT yang benar benar menuju kepada Allah SWT dan mengenal siapa yang disembah. Kalau hanya sekedar mengenal nama, itu boleh namun itu tingkatan yang paling rendah. Siapapun umat islam jika ditanya siapa tuhanmu tentu saja akan dijawab “tuhanku Allah SWT”. Kemudian apabila jika diteruskan tuhanmu yang bagaimana? Ini mungkin akan menjadi persoalan tersendiri (dalam menjawabnya). Tetapi memang seharusnya setiap orang yang menyembah tuhannya hendaklah mengerti dan mengenal-Nya. Yang dibahas disini ialah “mengenal” bukan “berjumpa” karena kalau berjumpa itu sudah tingkatan lain. Yang namanya mengenal itu boleh saja tidak ketemu. Namun pengenalan disini harus detail, paham dan mengerti. Paling tidak setelah mengenal nama kemudian mengenal sifat sifatnya apa dan bagaimana yang dikehendaki Allahu Ahad. Jika seorang hamba mengenal tuhannya niscaya ia tidak akan bergeser dari pandangannya kepada Allah SWT dan dengan keimanan bahwa Allah SWT selalu ada meliputi dan sertanya yang akan menyebabkan dirinya tidak mungkin melakukan hal hal yang nista dan dilarang oleh Allah SWT. Itulah inti dari pengenalan kepada tuhannya. Oleh karenanya dalam pengenalan terhadap tuhan itu diawali dengan iman (percaya). Percaya terhadap Allah SWT. Setelah percaya kepada Allah SWT kemudian meningkatkan kepercayaan itu hingga pada derajat yakin dan ini isyarat dari firman Allah SWT :
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (QS. Al Hijr ayat 99)
Yang artinya sampai pada batas keyakinan kita menyembah Allah SWT. Kemudian bagaimana menyembah Allah SWT? menyembah kepada Allah SWT tidak sebatas pada pengertian ibadah ritual saja. Dalam keseharian kehidupan itu masuk kategori menyembah kepada Allah SWT karena kata menyembah disini dimaksud ialah mengabdi yang berarti manut nunut kepada Allah SWT dan penjabarannya telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu mari kita mengenal Allah SWT dengan baik dan benar. Jangan sebatas mengenal nama-Nya. Kalau kemudian kita mau meningkatkan pada pengertian yang lebih lagi yaitu setelah mengenal kemudian kita ingin mengamalkan dan ingin berjumpa dengan-Nya itu boleh-boleh saja karena firman Allah SWT pun menggambarkan dan memberitahukan dalam QS. Al Kahfi ayat 110 :
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".
Barangsiapa yang hendak atau ada kemauan untuk berjumpa lagi dengan tuhannya maka syaratnya beramal shaleh dan jangan berbuat syirik atau menyekutukan tuhanmu dalam beribadah walau dengan seorang juapun dan sesuatu apapun. Berarti untuk berjumpa dengan tuhannya harus melalui proses dua hal yaitu pertama beramal shaleh dan yang kedua ialah jangan berbuat syirik dalam ibadahnya. Yang kita bahas tentunya perjumpaan dengan tuhannya itu bukan seperti perjumpaan seseorang dengan orang lain atau perjumpaan anak dengan orang tua atau lainnya. Kita harus paham betul bahasa qiyasan atau metafor. Memang kita dianjurkan untuk berjumpa dan siapapun yang ingin berjumpa kembali dengan tuhannya silahkan beramal shaleh dan jangan berbuat syirik dalam ibadahnya walau dengan seroang juapun. Ini adalah ketetapan Allah SWT yang berarti kita harus menata diri. Ingin berjumpa dengan tuhannya berarti harus mengenal dulu. Sebelum mengenal maka tata dulu diri kita bagaimana harus mengenal tuhan kita mulai dari mengenal nama, sifat, perbuatan yang terhampar bahwa perbuatan Allah SWT itu tanda tandanya ada di alam semesta ini termasuk yang ada pada diri kita. Maka mulailah kita mengenal tuhan dari perbuatan-Nya, nama-nama-Nya, sifat-Nya dst hingga mengenal pada zat-Nya. Ini tingkatan dalam pengenalan. Oleh karenanya dalam pengenalan disini wajib kembali kepada diri kita masing masing. Pengenalan di dalam diri tentunya kita harus mawas diri dan pengenalan disini mulai dari lahiriah mapun batiniah baik secara riil maupun metafor. Artinya pengenalan dalam diri harus dilihat dan sesuai dengan :
“Man arofa nafsah faqod arofa robbah, barang siapa yang kenal dirinya niscaya kenal tuhannya”.
Dengan mengenal diri maka akan mengenal tuhannya yang berarti kita akan mengenal diri kita mulai dari segala bentuk urusan diri kita sampai pada organ tubuh kita, coba perhatikan baik baik organ tubuh kita dan renungkan baik baik mulai dari ujung rambut hingga ujung jempol hingga kita paham bentuk wujud dan hakekat diri kita dan juga kita mengenal betul bagaimana wujud, nama, zat sifat dari tuhan alam semesta. Insya Allah kita golongan orang orang yang selalu dibimbing oleh Allah SWT, amin ya robbal alamin.