KULTUM PENDAR HIKMAH

KESENJANGAN DALAM RUMAH TANGGA

Oleh : CM. Hizboel Wathony
Ahad, 05 Agustus 2018

“Kesenjangan dalam rumah tangga dapat memicu perselisihan mulai dari yang terkecil hingga besar dan dapat mengakibatkan fatal. Kesenjangan itu antara lain; Kesenjangan Spiritual, Kesenjangan Sosial (jiwa) dan Kesenjangan Intelektual”.


Anak-anakku semuanya,

Mari kita kembali untuk intropeksi ke dalam diri kita masing-masing terutama bagi kita yang sudah berumah tangga karena dalam rumah tangga itu banyak sekali ujian dan cobaan. Persoalannya ialah dua kehendak yang disatukan dalam satu biduk rumah tangga. Coba kita renungkan baik-baik dalam kehidupan kita sehari-hari dimana ada dua pikiran yang sama sama punya kemauan. Jika tidak piawai menyatukannya akan menjadi persoalan tersendiri, oleh karenanya hati-hatilah di dalam menjalaninya dengan demikian bahtera itu akan selamat sampai tujuan.

Anak-anakku semuanya,

Bapak ingat, pernah ada yang datang bertanya kepada Bapak yakni bagaimana kami yang dalam rumah tangga sering terjadi perselilsihan pendapat hingga akhirnya menjadi sebuah pertengkaran hingga sampai pada puncak pertengkaran, apa solusinya? Cobalah kalian renungkan baik baik, kamu ahrus sadar sebagai laki-laki dan istrimu harus sadar sebagai seorang wanita yang sudah bersuami. Seorang wanita yang sudah bersuami dinyatakan sebagai tiang ruang tangga. Hadis Rasulullah SAW :

“Wanita adalah tiang negara, jika baik wanitanya maka baiklah negaranya dan jika rusak wanitanya maka rusak pula negaranya”

Wanita itu diumpamakan tiang dalam rumah tangga, apabila baik tiang itu maka baik pula rumah tangganya dan apabila tiang itu buruk maka buruklah rumah tangganya. Itulah kodrat wanita sebagai kekokohan dalam bentuk rumah tangga. Berbeda dengan laki-laki yang menjadi imam yang dijelaskan dalam QS. An-nisaa ayat 34 :

‎الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ ۚ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ ۚ وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Dalam hal ini yanng dimaksud ialah dimana seorang laki-laki itu menjadi imam yang menanggung jawabi dalam hal rumah tangga. Dalam rumah tangga akan menjadi persoalan jika tidak bertemu ujung pangkal dari persoalan itu. Di dalam  tangga akan menjadi persoalan yang serius apabila keduanya tidak mau mengalah, keduanya lebih mementingkan pikiran dan gaya hidupnya masing-masing. Oleh karennya disini penting sekali untuk menyatukannya disamping yang paling krusial ialah kesenjangan. Dalam rumah tangga apabila dua orang tersebut ada kesenjangan baik spiritual maupun sosial, intelektrual itu sebuah malpetaka. Oleh karenanya butuh keseimbangan antara satu dengan lainnya. Keseimbangan disini maksudnya ialah apabila seorang laki-laki memahami ilmu agama dengan baik dan benar maka jangan lupa istrinya disuruh memahami dengan baik dan benar sehingga ada keseimbangan dalam memahami ilmu agama karena ilmu agama itu akan menjadi paradigma hidup seseorang. Di dalam rumah tangga contohnya seorang laki-laki paradigma hidupnya mengacu utuh dari nilai-nilai agama dan itu yang baik dan benar. Contoh seorang laki-laki mengembalikan semua kepada Allah SWT dimana ada persoalan mengenai rizki kemudian dia memberitahukan bahwa semua kita kembalikan kepada Allah SWT karena rizki itu datang dari Allah SWT walau kita tidak mengabaikan usaha dan ikhtiar namun tetap saja Allah SWT yang memberikan rizki sementara istri ngotot kita harus usaha dan ikhtiar dan semua karena kita, akhirnya yang terjadi adalah pertengkaran. Inilah yang berbahaya dan ini hanya satu contoh sisi dari berbagai banyak contoh. Sikap yang paling baik ialah sikap hidup yang didasari nilai-nilai agama yakni kita berjalan diatas titian al quran dan al hadis. Jika berjalan diatas logika, pikiran, ilmu belaka itu yang menjadi persoalan. Begitu juga kesenjangan sosial, psikologis, kepiawaian, kepandaia,n romantisme di dalam hubungan yang dijalani melalui dasar-dasar kemanusiaan tenggang rasa dan sebagainya yaitu dibangun dari jiwa psikologis seseorang. Maka orang-orang yang piawai, pandai, cerdas dalam psikologisnya itu akan mudah meneirma dan diterima apabila ada di komunitas manapun. Begitu juga dalam rumah tangga akan mudah diterima oleh suami istri karena pandai beradaptasi karena kecerdasan psikologis, jiwa, luwes dan masih banyak lagi. Kalau ini juga tidak dimiliki atau satu yang lainnya berbeda pasti akan ada persoalan-perosalan. Minimal dekatkan keseimbangan baik keseimbangan jiwa, sosial, agama karena sangat penting sekali.

Wahai anak-anakku semuanya,

Ada lagi kesenjangan yang menyebabkan persoalan yaitu intelektual. Mungkin pendidikan bisa didekatkan dengan pendidikan formal namun apabila sudah dewasa bisa dengan cara kreatifitas suami atau istri dalam mendapatkan ilmu seperti mencari dari medsos atau internet. Pemdekatan intelektual nsangat pemting karena keterkaiatan dengan kehidupan sehari hari. Jika kesenjangan bisa diseimbangkan dan didekatkan Insya Allah selamat dunia akhirat perjalanan rumah tangganya.