KULTUM PENDAR HIKMAH

KEMBALI PADA FITRAH DIRI

Oleh : CM. Hizboel Wathony
Kamis, 14 Juni 2018 / 29 Ramadhan 1439 Hijriyah

“Idul Fitri ialah kembalinya fitrah diri sebagai manusia seutuhnya yang saling memaafkan antara satu dengan lainnya tanpa ada bara api dendam yang tersimpan dalam hati”. 

Anak-anakku sekalian,

Alhamdulillah wa syukurillah, kita bersyukur kepada Allah SWT karena telah diberikan nikmat dimana kita telah menyelesaikan bulan Ramadhan dan Insya Allah di dalam bulan Ramadhan kita telah mendapatkan rahmah, magfiroh, ‘itqun minannar bahkan lailatul qadr. Kini kita sudah menginjak ‘Idul fitri di bulan Syawal yang berarti kita telah kembali kepada fitrah kita sebagai manusia dimana manusia itu disebut sebagai mahluk sosial. Oleh karenanya, mari kita kembalikan diri kita sebagai manusia seutuhnya setelah kita digembleng selama bulan Ramadhan. Maksud kembali kepada manusia seutuhnya ialah manusia yang penuh pengabdikan kepada Allah SWT tanpa mengabaikan kehidupan kita sebagai manluk sosial yang mempunyai kehidupan dan komunitas. 

Anak-anakku semuanya,

Hikmah dari Idul fitri ialah kembalinya kita kepada fitrah kita sebagai manusia. Di dalam Al-quran dinyatakan dalaam QS. Ar Ruum ayat 30 :

‎فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, 

Fitrah Allah SWT ada pada manusia dan Allah SWT tidak akan mengubah cipataan-Nya dan itulah agama yang lurus. Maksud fitrah Allah SWT ada pada manusia dan Allah SWT tidak mengubah ciptaan-Nya itu ialah dimana kita menjadi hamba Allah SWT harus mampu kembali kepada Allah SWT dengan baik dan benar. Menjadi seorang manusia/mahluk yang hidup di lingkungan manusia itu sendiri. Kita diciptakan oleh Allah SWT atas dasar fitrah, maksudnya fitrah disini ialah bahwa manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagaimana fitrahnya dilahirkan ke dunia. Setalah lahir ke dunia manusia itu bersosialsi dengan manusia lainnya, saling mendukung dan mengisi kekurangan dan itulah hakekat manusia hidup di dunia yang disebut “khalifah fil ‘ard” dan itulah yang disebut “hablu minannas”. Maka jangan mengabaikan hubungan itu. Di dalam ‘idul fitri akhirnya kita mendapatkan gambaran simbol dimana kita saling memaafkan walaupun memaafkan bukan hanya saat ‘idul fitri namun saat kita bersalaman lalu merasakan kesejukan hati karena kita saling memaafkan.

‎تَصَافَحُوْا يَذْهَبُ الغِلُّ ، وتَهَادَوْا تَحَابُّوا ، وَتَذْهَبُ الشَحْنَاءُ

“Saling bersalamanlah (berjabat tanganlah) kalian, maka akan hilanglah kedengkian (dendam). Saling memberi hadiahlah kalian, maka kalian akan saling mencintai dan akan hilang kebencian.” (HR. Malik dalam Al-Muwatha’)

Maksudnya ialah berjabatan tangan akan melunturkan/meluluhkan hati. Jadi, hakekatnya kita kembai kepada fitrah kita sebagai manusia dimana kita kembali menjadi hamba Allah SWT yang sesungguhnya setelah kita mendapatan pendidikan, gemblengan dan keistimewaan.

Anak-anakku semuanya,

Kita sebagai manusia tidak bisa memungkiri hubungan kita dengan manusai lainnya karena kita adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan.

Anak-anakku semuanya,

Percayalah, jika kita mendapatkan hikmah Ramadhan dan mendapatkan hikmah ‘idul fitri tentunya kita akan menjadi manusia seutuhnya setelah digembleng di bulan Ramadhan kita mendapatkan rahmah dari Allah SWT yang ditularkan kasih sayang itu kepada saudara, teman dan tentunya keluarga yang terdekat. Kemudian kita juga mendapatkan magfiroh/ampunan dari Allah SWT maka hikmahnya ialah kita mudah memaafkan kesalahankesalahan saudara kita.

‎خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ

Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. (QS. Al Araf : 199)

Selanjutnya kita mendapatkan ‘itqun minannar yang berarti kita terlepas dari azab api neraka bahkan banyak juga hamba-hamba Allah SWT yang mendapatkan lailatul qadr yang berarti mendapatkan keistimewaan yaitu dimana kita dilepaskan dari penderitaan baik di dunia maupun akhirat. ’Itqun Minannar itu ialah terlepasnya semua dendam yang ada di dalam hati dan membaranya kemarahan di dalam hati karena kita telah mendapatkan ‘itqun minannar disamping kita pun terbebas dari api neraka. Insya Allah.

Percayalah bahwa kita masuk gologan orang-orang yang benar-benar mendapatkan rahmah, magfiroh, ‘itqun minnar. Oleh karenanya cintailah saudara saudara kita, maafkan saudara saudara kita, dan bebaskan diri kita dari rasa benci dan dendam kepada siapapun. Dan itulah hakekat dari orang yang kembali kepada fitrah ‘idul fitri.

Di hari dimana kita kembali kepada fitrah, Bapak, keluarga besar Bani Hizboel dan juga keluarga besar Akmaliah tentunya menyatakan “Selamat Hari Raya Idul Fitri/ aqabbalallahu minna wa minkum”. Begitu juga Bapak, Insya Allah sebelum kalian datang meminta maaf, Bapak sudah memaafkan. Dan untuk kalian semua, Insya Allah, kita golongan orang yang memaafkan karena memang kita dilahirkan untuk saling memaafkan.