KULTUM PENDAR HIKMAH

MENGHITUNG IBADAH PUASA KITA

Oleh : CM. Hizboel Wathony
Kamis, 14 Juni 2018 / 29 Ramadhan 1439 Hijriyah

“Ibadah puasa itu khusus dipersembahkan hanya untuk Allah, karena Allah sendiri yang akan langsung membalasnya dengan menyambutnya di Gerbang Surga yang bernama "Royyan". Oleh karenanya, mari kita hitung ibadah puasa kita, apakah sudah sesuai dengan yang Allah kehendaki atau masih dalam taraf sekedar menundukkan nafsu..?”

Anak-anakku semuanya,

Alhamdulillah kita diberikan kekuatan oleh Allah SWT hingga kita sekarang ini ada di penghujung akhir bulan Ramadhan yaitu hari ke-29 dan Insya Allah hari ini adalah hari yang terakhir di bulan Ramadhan 1439 Hijriyah. Di dalam akhir bulan Ramadhan ini yang perlu kita renungkan ialah apakah puasa yang kita jalani masuk dalam golongan puasa yang diterima oleh Allah SWT. Tentu saja kiota kembaikan kepada Aha namun kita tetap visa menghitungnya jika kita jujur apakah puasa kita  diterima atau tidak karena banyak sekali puasa yang hanya mendapatkan lapar dan dahaga karena suka membicarakan kekurangan orang lain dan melakukan dosa-dosa yang tidak terasa. 

Anak-anakku semuanya,

Insya Allah, nanti malam kita takbiran karena bulan Ramadhan tahun ini hanyab 29 hari. Seyiogyanya daam menutup bulan Ramadhan ini kita perbanyak zikrullah, mengumandangkan takbir, tahmid, tahlil baik diam-diam atau terang-terangan.

Anak-anakku semuanya,

Mari kita tutup di akhir buan Ramadhan ini dengan doa kepada Allah SWT dengan cara memasrahkan semua kepada Allah SWT, bukan doa keinginan nafsu yang ada dalam diri kita. Semoga saja di akhir bulan Ramadhan ini kita mendapatkan limpahan keberkahan dan teristimewa fitrah kita kembali kepada fitrah manusia seutuhnya.

QS. Ar Ruum ayat 30 :

‎فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, 

Fitrah Alah SWT ada pada diri manusia dan tidak akan ada perubahan pada fitrah Allah SWT itu dan itulah agama yang lurus. Orang yang sampai pada fitri yang disebut idul fitri ialah orang-orang yang mengamalkan pangkal ayat tersebut yakni “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah”. Imam Ghazali memaknakan “menghadapkan” disini mulai dari jasmaniah, akal, jiwa dan ruh semua dihadapkan kepada Allah SWT. Menghadapkan disini tentunya tidak sebatas ibadah-ibadah ritual. Menghadapkan juga berarti dalam ingatan penuh kepada Allah SWT dengan cara mengingat Allah SWT baik dalam kondisi berdiri, duduk maupun berbaring selalu ingat kepada Allah SWT. Akhirnya setelah kita menyelesaikan ibadah dalam bulan Ramadhan, kita melanjutkan dalam kehidupan sehari-hari dengan berzikrullah dalam kondisi berdiri, duduk maupun berbaring maksudnya ialah walau kita dalam kondisi gagahnperkasa mempunyai kekuatan, kaya raya ataupin menjadi orang yang sederhana bahkan miskin atau sakit atau sedang ada di bawah tetaplah selalu ingat kepada Allah SWT. Hanya itu yang harus kita lakukan yaitu selalu ingat kepada Allah SWT hingga kita bertemu Ramadhan yang akan datang.

Wahai anak-anakku semuanya,

Selamat berbuka puasa dan selamat idul fitri, kembali kita menjadi orang yang fitrah.