KULTUM PENDAR HIKMAH

MALU HANYA PADA ALLAH

Oleh : CM. Hizboel Wathony
Ahad, 23 September 2018 / 12 Muharram 1440 Hijriyah

“Malu hanya pada Allah adalah sifat orang yang bertakwa seperti ketakwaan yang dijuluki pada Nabi Ayub as yang malu terhadap Allah saat istrinya menyuruh untuk berdoa kepada-Nya untuk kesembuhan penyakitnya, namun Nabi Ayub as menyatakan; "Saya malu terhadap Allah yang selama ini telah banyak menganugerahkan kenikmatan, penyakit yang saya derita itu baru beberapa bulan saja, jauh dibanding kenikmatan yang telah berlimpah pada diri saya."


Anak-anakku sekalian,

Mari kita kembali intropeksi ke dalam diri kita masing-masing dimana kita menjadi hamba Allah SWT yang tidak akan lepas dari apapun terutama tidak terlepas dari pengawasan Allah SWT walau sekejap sekalipun karena Allah SWT merupakan zat yang meliputi dan inilah yang harus kita sadari sebagai hamba Allah SWT. Percayalah bahwa Allah SWT itu Maha Tahu, Maha segala-galanya, Maha Melihat, Maha Mengetahui, Maha Mendengar dan semua kemahaan Allah SWT, zat wajibul wujud yaitu zat yang wajib adanya. Kesadaran kita di dalam hal ini ialah akan menjadikan kita bertambah-tambah baik di dalam kehidupan kita dan kalau kita benar-benar beriman kepada Allah SWT berarti mengimani secara keseluruhan. Beriman kepada Allah SWT berarti beriman bahwa Allah SWT itu Maha Mendengar dan Maha Melihat. Jika dua hal ini diterapkan dan disadari di dalam hati kita, niscaya kita tidak akan berani melakukan (keburukan) apapun karena malu.

‎وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ مُّحِيطًا

Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan adalah (pengetahuan) Allah Maha Meliputi segala sesuatu. (QS. QS. An Nisaa ayat 126)

Yang berarti tiada zat yang meliputi selain diri-Nya. Bahkan di dalam  ayat lain disebutkan:

QS. Al Hadid ayat 4 :

‎ وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ

Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada.

Berarti jika kita sadar bahwa Allah SWT berserta kita maka kita malu melakukan berbuat dosa, malu berbuat nista bahkan malu meninggalkan perintah-perintah Allah SWT dalam urusan agama terutama ibadah ritual. Bagaimana bisa melakukan semua itu sementara Allah SWT selalu melihat dan mendengar?

Anak-anakku semuanya,

Berarti keyakinan kita yang didasari iman bahwa Allah SWT meliputi diri kita maka dapat menyebabkan kita menjadi orang yang bertakwa. Orang yang bertakwa kepada Allah SWT jangan dimaknakan sesuatu yang seperti takut kepada binatang buas. Takut kepada Allah SWT tentunya orang yang selalu ingat kepada Allah SWT. Pada saat takut kepada Allah SWT berarti ia memahami tempat Allah SWT itu ada dimana saja kita berada. Allah SWT sangat mengetahui dan memahami. Oleh karenanya orang-orang yang bertakwa selalu ingat kepada Allah SWT. Jika Allah SWT meliputi setiap kehidupan kita maka kita selalu ingat kepada Allah SWT yang berarti kita tidak akan melakukan apapun yang nista yang berarti inilah zikrullah (ingat kepada Allah SWT) dan tentunya menambah ketentraman hati kita di dalam menghadapi kehidupan karena bukan sebatas ia takut kepada Allah SWT hanya sebatas mengawasi namun juga meyakini bahwa Allah SWT akan memberikan pertolongan karena pengawasan Allah SWT tidak sebatas mengawasi itu saja namun juga Allah SWT akan menolong hamba-hamba-Nya saat hamba membutuhkan pertolongan. Selama hamba ingat kepada Allah SWT niscaya Allah SWT akan ingat kepada hamba-hambaNya dan apabila hamba itu memohon pertolongan kepada Allah SWT maka Allah SWT akan segera memberikan pertolongan kepada hamba-hambaNya yang selalu ingat kepada-Nya. Orang yang selalu ingat kepada-Nya berarti hatinya selalu terhubung kepada Allah SWT dimana saja ia berada akan selalu ingat kepada Allah SWT. Contoh seorang istri yang selalu ingat kepada Allah SWT, memasak ingat Allah dan lainnya, tentu saja jika selalu ingat kepada Allah SWT maka tidak ada perbuatan selain perbuatan baik dimana saja berada. Begitu juga bagi laki laki, di kantor ingat kepada Allah SWT, di jalan dimana saja ingat kepada Allah SWT. Orang yang selalu ingat kepada Allah tergolong orang-orang yang tanggung jawab terhadap kehidupannya. Bagi laki-laki akan tanggung jawab kepada anak dan istri, bagi seorang istri tanggung jawab terhadap suami yang memberikan amanah kepada dirinya dalam hal rumah tangga dan hal apa saja dan akan menjadi orang yang amanah. Bagaimana ia akan mengingkarinya sementara ia selalu ingat kepada Allah SWT. Bukan berarti orang yang ingat kepada Allah SWT itu kemudian lupa kepada yang lainnya. Ingat kepada Allah SWT justru ingat kepada yang lainnya sebagai tanggung jawab. Ingat kepada Allah SWTa berarti ingat perintah Allah SWT dan larangan Allah SWT. Jika sudah ingat perintah dan larangan Allah SWT tentunya akan melaksanakan apa yang diperintahkan Allah SWT dan menjauhi apa yang dilarang Allah SWT. Itulah hakekat ingat kepada Allah SWT. Maka orang yang selalu ingat kepada Allah SWT benarlah ia akan selamat dari dunia hingga akhirat, selamat dari hiruk pikuk kehidupan dunia, goncangan nafsu, berbagai pula ujian dan cobaan yang sangat dahsyat. Semoga kita selau mendapatkan bimbingan dari Allah SWT.