KULTUM PENDAR HIKMAH

I'TIKAF MENJERNIHKAN JIWA

Oleh : CM. Hizboel Wathony
Kamis, 07 Juni 2018 / 22 Ramadhan 1439 Hijriyah

“I'tikaf yang baik dan benar dapat menjernihkan hati dan jiwa yang akan menghasilkan pemikiran-pemikiran yang gemilang sebagai ilmu yang bermanfaat dari dunia hingga akhirat”. 

Anak-anakku sekalian,

Mari kita bersyukur dan terus bersyuur kepada Allah SWT karena tidak ada kata lain selain kata syukur atas nikmat-nikmat yang Allah SWT limpahkan. 

Anak-anakku semuanya,

Apa itu ‘itikaf? Pada hakekatnya ‘itikaf ialah berdiam diri, merenungkan tentang diri kita sendiri. Mungkin bisa dalam kata lain muhasabah atau intropeksi. Namun yang sesungguhnya ialah berpikir dengan menjernihkan hati karena tidak ada jiwa yang paling istimewa melainkan jiwa yang sunyi, yang menghasilkan fikir yang baik itulah fungsi daripada ‘itikaf. Menjernihkan hati itu sangat amat istimewa bahkan disebutkan di dalam hadis :
Berpikir sejenak lebih baik daripada 70 tahun ibadah sunah (dari Ibnu Abbas)

Jadi, yang dimaksud ialah ibadah-ibadah sunnah berarti yang mencapai pada titik hasil yang istimewa itu akan lebih utama atau disebut lebih utama daripada 70 tahun ibadah-ibadah sunnahg maksudnya. Merenungkan diri, merenung di dalam ‘itkaf, intropeksi atas segala kehidupan yang telah dijalani baik maupun buruknya kemudian dikembalikan kepada Allah SWT itu adalah yang terbaik dalam arti pengembalian “Innalillahi wa inna illaihi roji’un” 

Anak-anakku semuanya,

Di dalam ‘itikaf itu ialah mengheningkan, mensunyikan hati dari segala macam persoalan-persoalan dunia. Menjernihkan jiwa dan hati dari segala macam keinginan-keinginan tentang duniawiyah. Memasrahkan semua kepada Allah SWT. Jadi, itikaf itu tidak sebatas hanya diam yang kosong tetapi lebih kepada diam yang aktif. Oeh karena itu diam dengan berzikir itu lebih utama, berfikir dengan mengembalikan kepada Allah SWT itu istimewa. Oleh karena itu, bagi orang-orang yang khsusus akan selau lebih banyak ‘itikaf, merenung, menghidupkan malam-malam dimana ia bermunajat dan berdialog dengan tuhannya. Berdialog akan menghasilkan apa yan ada di dalam diri baik itu terang maupun gelap. ‘Itikaf akan menghasilkan kejernihan hati, ‘itikaf juga akan menghasilkan kebersihan hati, ‘itikaf juga akan menghasilkan berbagai macam ilmu dimana ilmu itu akan mengalir pada dirinya terlebih lagi manusia itu sebagai khalifah fil ‘ard yang harus bisa memimpin dan mengatur kehidupan yang ada di dalam dirinya dan juga kehidupan yang terdekat dengan dirinya yaitu keluarga, saudara, dan kaum yang ada di lingkungannya.