KULTUM PENDAR HIKMAH

HAKIKAT HIJAB

Oleh : CM. Hizboel Wathony
Senin, 11 Juni 2018 / 26 Ramadhan 1439 Hijriyah

“Allah membuat hijab untuk menutup Diri-Nya dari sesuatu yang hakikatnya 'ADAM (tiada) seperti alam semesta dan isinya, tapi hakikat hijab itu bukan terletak pada sesuatu yang ada diluar diri kita, malainkan ada dalam diri kita ialah zhon alias sangka kita”.


Anak-anakku semuanya,

Kita tetap bersyukur kepada Allah SWT dan selalu bersyiukur atas nikmat nikmat yang berlimpah sehingga kita masih bisa menjalani ibadah teristimewa di bulan Ramadhan.

Anak-anakku semuanya,
Yang harus kita ketahui ialah bahwa Allah SWT itu Maha seglaa-galanya dan bukti kekuasaan alah membuat hijab dinding sesuatu yang tidak berwujud untuk menutupi diri-Nya sehingga banyak hamba-hamba Allah SWT yang tidak mengenal-Nya. Alam semesta ini adalah fana dan hakekatnya tidak ada. Kenapa? Karena alam semesta ii menjadi hiba seseorang yang menuju kepada Allah SWT termasyk banyak orang yangbterhijabn. allah SWT menghijabi semua hamba hamabnya dengan wujud yang hakekatnya tidak ada, yaitulah alam semesta ini. Namun jika kita telesuri degan baik dan benar bahwa hakekat yang menghijabi itu ialah bukan sesuatu yang diluar diri melainkan sangka  atau kita. Maka zhon itulah yang menjadi hijab utama bagi seseorang yang menuju kepada Allah SWT. Padahal andai hamba itu tau dan faham bahwa sesuatu selalin Alah itu hakekatnya ‘adam/tidak ada/sierna maka yang ada adalah wujud diri tuhannya. Inilah yang diistyaratkan dalam firman-Nya dalam QS. Ar-Rahman ayat 26-27

‎كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan”.

“Wajhu RobbIkaa” yang berarti wajah tuhanmu, bukan yang lainnya. Bagaimana seseorang hanya ingin mendapatkan lailatul qadr sementara itu hanya bagian yang sedikit dari sekian banyak nikmat-nikmat dan anugerah Allah SWT termasuk anugerah melihat keelokan wujudullah. Apa iya bisa melihat keelokan wujudullah dan berjumpa dengan tuhannya? Tentu saja, tidak ada yang tidak mungkin. Bahkan disini sudah pasti karena Allah SWT sendiri yang menyatakan dalam QS. Al Kahfi ayat 110 :


‎قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

“Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".

Bagi siapapun yang ingin berjumpa kembali dengan tuhannya maka syaratnya ialah beramal shaleh dan jangan syirik dalam ibadahnya walau dengan seorang juapun. Berarti perjumpaan dengan Allah SWT itu sangat boleh. Ada yang menyatakan perjumpaan Allah SWT itu disurga. Tidak, karena firman tersebut tidak menyebutkan perjumpaan di surga yang berarti perjumpaan dengan tuhannya bisa kapan saja. Oleh karenanya jumpai Allah SWT dan jika ingin berjumpa dengan tuhannya maka bangun malam dan setiap malam bukan hanya hulan Ramadhan terlebih di hari-hari ganjil pada 10 hari akhir di bulan Ramadhan. Biasakan bangun malam hari kemudian berdialog dan disanalah kalian akan menjumpai tuhannya.

Anak-anakku semuanya,

Semoga saja di dalam bulan Ramadhan ini kita mendapatkan keistimewaan-keistimewaan anugerah yang dilimpahlan oleh Allah tyermasuk ‘itqun minannar dan lailatul qadr.