KULTUM PENDAR HIKMAH

NARASI CINTA

Oleh : CM. Hizboel Wathony
Ahad, 25 Februari 2018 / 9 Jumadits Tsani 1439 Hijriyah

Anak-anaku semuanya,
Cinta adalah anugerah yang diletakkan oleh Allah SWT di dalam hati setiap hamba-hamba-Nya.
Dan cinta itu membias ke seluruh organ tubuh kita bahkan dengan cinta semua itu berlaku, dengan cinta hidup itu berjalan dengan damai. 

Allah SWT meciptakan alam semesta juga dengan cinta, begitu juga kita memelihara, merawat semua keluarga kita, anak-anak kita, dengan cinta.

Namun cinta yang sesungguhnya ialah cinta yang Hakiki yang diberikan oleh Allah SWT. Cinta yang sejati ialah cinta yang bersifat memberi dan berkorban bukan meminta dan menuntut. Cinta yang meminta dan menuntut itu nafsu sifatnya bukan cinta. 

Oleh karenanya, barang siapa yang ingin dicintai Allah SWT maka jangan sekali kali mencintai selain diri-Nya dan begitu juga barang siapa yang ingin dicintai sahabatnya, saudaranya, teman-temannya, maka jangan engkau mengharapkan sesuatu yang ada padanya. 
Hadapilah cinta dan rasakanlah cinta dengan hati yang jernih. 

Anak-anakku semuanya,
Cinta yang mengalir ke dalam diri kita ialah cinta yang hakiki bahkan apabila kita mencintai sesuatu atas dasar memilihara amanah dan anugerah Allah SWT maka cintanya benar benar karena Allah SWT. 

Oleh karena itu, cinta yang karena Allah SWT ialah cinta yang mengalir dengan jernih, tidak akan ada kekeruhan yang diwarnai oleh nafsu. 

Cinta yang hakiki dimana seseorang mencintai sesuatu benar benar karena Allah SWT. 
Mencintai keluarga karena Allah SWT, mencintai suami karena Allah SWT, mencintai istri karena Allah SWT, mencintai teman karena Allah SWT, semuanya karena Allah SWT. 

Jadi, orang yang mencintai Allah SWT dan rasul-Nya bukan berarti mengabaikan keluarga, anak, istri dan juga bukan mengabaikan teman, pergaulan sosial, hubungan dan lain sebagainya, justru bertambah erat hubungannya, bertambah mencintai keluarga apabila ia mencintai Allah SWT dan rasul-Nya. 

Oleh karenanya Rasulullah SAW menyatakan “belum disebut kamu orang yang beriman sebelum kamu mencintaku melebihi daripada cintamu terhadap keluarga yaitu orangtua atau anak-anak bahkan kepada seluruh manusi”
Jadi, jelas bahwa cinta itu memang yang selalu berkorban, yang selalu memberi. 

Jika ada dua orang yang saling mencintai berarti ia akan saling memberi, saling berkorban.
Begitu juga banyak orang mencintai saling memberi saling berkorban, bukan saling meminta dan menuntut. 
Jadi jelas sekali hadis yang menyatakan : 

‎لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

"Belum disebut kamu orang yang beriman sebelum kamu mencintai saudaramu sebagaimana engkau mencintai dirimu sendiri"
 

Anak-anakku semuanya,
Dengan cinta, kita bahagia 
Dengan cinta, kita sejahtera
Dengan cinta, hidup semarak, damai dan sentosa

Apabila ada orang menyatakan dengan cinta menderita itu bukan cinta hakekatnya melainkan nafsu yang mewarnai cinta. 

Mungkin juga boleh disebut cinta yang kamuflase atau lebih ekstrem lagi nafsu yang mendominasi cinta atau nafsu yang menyatakan dirinya cinta padahal tidak ada cinta di dalamnya karena cinta tidak akan menguasasi dan memliki tapi lebih kepada memelihara, menjaga, memberi dan berkorban untuk yang dicinta.

Semoga kita golongan orang orang yang mendapatkan anugerah cinta yang murni dari Allah SWT.