KULTUM PENDAR HIKMAH

BIRRUL WALIDAIN

Oleh : CM. Hizboel Wathony
Ahad, 29 Juli 2018 / 16 Dzul Qa'dah 1439 Hijriyah

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan berdoalah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka berdua, sebagaimana mereka berdua telah mengasihi dan mendidiaku diwaktu kecil. QS. Al-Israa: 23-24”


Anak-anakku sekalian,

Mari kita merenungkan tentang kehidupan kita sebagai manusia yang dilahirkan ke muka bumi ini. Yang harus kita pahami dan garisbawahi kita lahir ke dunia ini bukan semata-mata datang sendiri. Semua itu berproses. Allah SWT menurunkan sesuatu apapun akan melalui ekosistem kehidupan alam dunia. Jadi tidak ada yang tiba-tiba, seperti kita menjadi mahluk baru tanpa ada proses apapun. Renungkan kembali. Jika disebutkan di dalam firman Allah SWT bahwa manusia diciptakan oleh Allah SWT dari “min sulalah min tin” yaitu dari saripati tanah yang berarti dari sari pati tanah ini berporses yang disebutkan juga bahwa Allah SWT telah menyimpan benih utama di dalam tulang sulbi seorang laki-laki dimana kemudian benih itu dititipan di rahim seorang wanita. Kemudian berporses dan berkembbang di dalam rahim hingga menjadi wujud lain yang disebut manusia yang disebut “fii ahsani takwim” yaitu sebagus bagus penciptaan Allah SWT.

‎وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. (QS. Al Mukminun ayat 12)

‎ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ

Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).(S. Al Mukminun ayat 13)

‎ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ

Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.(S. Al Mukminun ayat 14)

‎ لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS. At Tin ayat 4)

Anak-anakku semuanya,

Jadi, kita ini berarti ada di muka bumi melalui proses semacam itu namun wujudnya itu yang harus kita tau ialah kedua orang tua kita. Maka kedua orang tua kita itulah wujud yang nyata yang menjadi media pengabdian kita kepada Allah SWT. Di dalam firman Allah SWT banyak sekali yang menjelaskan seseorang itu disuruh menyembah kepada Allah SWT yang artinya jangan menyembah selain diri-Nya yang selalu diikuti pengabdian atau berbuat baik kepada kedua orang tua.

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”. (QS. Al-Israa: 23)

Di dalam ayat tersebut ada perintah hendaklah kalian semua untuktidak menyembah selain diri-Nya dan disitu pula diperintahkan harus berbuat baik kepada orang tua. Ayat tersebut juga melanjutkan dan apabila salah satunya atau keduanya dalam pemeliharaanmu saat sudah tua maka janganlah kamu mengatakan “ah” atau sanggahan atau penolakan. Dengan kata lain jika orang tua meminta pertoongan atau meminta sesutau jangan kamu katakan “ah” atau kata penolakan. Jika di jaman sekarang rasanya banyak anak-anak yang menolak orang tua bahkan sampai menyakiti hati orang tua dengan berbagai macam kelakkuan, akhlaqnya, mengabaikan nasehat orang tuanya dan ini sangat menyedihkan. Sementara ridho seorang anak ada pada orang tua, terlebih lagi ada hadis yang menyatakan :

‎الْجَنَّة تَحْت أَقْدَام الْأُمَّهَات

Surga di bawah telapak kaki ibu

Yang berarti bahwa  kita harus merendahkan diri kepada orang tua kita. Kata “ah” atau sanggahan bisa menyakiti kedua orang tua kita. Kemudian di dalam QS. Al Israa ayat 23 disebutkan “janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”. Itu lebih utama dan baik, jika tidak, maka kita masuk golongan orang yang durhaka. Percayalah dan ingatlah baik baik, siapapun diantara kalian yang ingin hidup penuh keberkahan, hidup dengan nyaman dan aman, maka kalian harus mendapatkan ridho kedua orang tua. Siapapun yang hidup tanpa ridho orang tua maka hidpnya penuh dengan penderitaan dan itulah yang banyak terjadi. Mungkin sukses secara lahiriah namun banyak yang tidak suskes secara batiniah. Dia banyak harta bendanya tetapi gelisah hatinya, miskin batiniahnya.