KULTUM PENDAR HIKMAH

MERASA BISA DAN MAMPU

Oleh : CM. Hizboel Wathony
Jumat, 25 Mei 2018 / 9 Ramadhan 1439 Hijriyah

“Banyak orang yang merasa diri bisa dan mampu untuk melakukan apapun dengan mengandalkan teori, strategi dan kekuatan dalam perjuangan untum mencapai yang dicita. Sikap dan sifat seperti akan menyebabkan putus asa bila tidak berhasil dan akan menumbuhkan sifat sombong bila berhasil”.

Anak-anakku sekalian, 
Banyak orang yang merasa diri bisa melakukan berbagai macam usaha dan ikhtiar baik dalam arti urusan dunia maupun ibadah. Ada orang yang merasa bisa ibadah dan tidak sedikit orang yang merasa bisa berjuang memberikan berbagai macam fasillitas untuk keluarganya. Kecenderungan orang yang merasa bisa mampu melakukan berbagai macam apapun itu akan menumbuhkan rasa putus asa disaat ia tidak mendapatkan sesuatu yang dicitanya. Andai saja ia berhasil apa yang dicitakannya ia akan menjadi orang yang sombong. Tanda-tanda orang yang bersandar dengan amal perbuatannya, dengan teori dan strateginya itu akan menjadi putus asa apabila di dapatnya sesuatu yang menyebabkan ia gagal total. Apabila ia berhasil ia akan angkuh dan sombong, tepuk dada, merasa diri mampu melakukan apa saja.

Anak-anakku semuanya,
Jadi yang paling baik bagi kita ialah menyerahkan usaha dan ikhtiar kepada Allah SWT artinya kita tetap usaha dan ikhtiar dalam segala apapun. Usaha dan ikhtiar dalam urusan dunia, menegakkan ibadah, merawat dan memelihara, menyantuni mensehajterakan keluarga termasuk kita berkecimpung di wilayah masyarakat. Jadi, jika kita tidak mengembalikan kepada Allah SWT, kita hanya merasa diri yang mampu dan kesombongan yang akan ada dan bila tidak berhasil maka putus asa seolah tidak ada tuhan, seolah menjadi orang yang tidak punya agama. Oleh karenanya serahkan semuanya kepada Allah SWT dalam usaha dan ikhtiar lahir maupun batin. Penyerahan disini bukan berarti kita tanpa usaha dan ikhtiar justru usaha dan ikhtiar kita diserahkan kepada Allah SWT artinya berhasil dan tidaknya kembalikan kepada Allah SWT bukan dikembalikan ke dalam diri kita atas dasar kemampuan dan kekuatan teori strategi kita termasuk kita yang sudah berusaha semaksimal mungkin dalam urusan dunia baik kerja di kantor maupun usaha dagang ternyata tidak berhasil maka kembalikan kepada Allah SWT karena memang Allah SWT belum memberikan kesempatan yang lebih. Begitu juga jika kita ingin shalat malam, ingin melakukan banyak ibadah, kita serahkan kepada Allah SWT. Jika tidak, maka akan tetap sombong ibadahnya dan itulah orang yang beribadah menghasilkan kesombongan. Kita serahkan kepada Allah SWT bahwa Allah SWT yang memberikan hidayah, Allah SWT yang memberikan kekuatan, Allah SWT yang memberikan kemampuan kita bangun malam termasuk Allah SWT memberikan kekuatan kita untuk melaksanakan ibadah puasa yang diperitahkan oleh-Nya. Maka Ibadah puasa itu hakekatnya juga hidayah dari Allah SWT, anugerah dari Allah SWT kita bisa melaksanakan ibadah puasa.

Anak-anakku semuanya,
Jadi, apabila semuanya sudah diserahkan kepada Allah sangat istimewa ibadahnya dan itulah yang dikehendaki orang-orang yang mendapatkan rahmat dari Allah SWT sebagaimana firman-Nya QS. Al Baqarah ayat 157 :

‎أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ

Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.

Mereka itulah orang orang yang mendapatkan rahmat dari Allalh SWT, mendapatkan sanjungan dari Allah SWT, itulah anugrah dari Allah SWT.

Anak-anakku semuanya, semoga Allah SWT melimpahkan kesejahteraan untuk kita dan memberikan rahmat untuk kita hingga selamat dunia hingga akhirat.