KULTUM PENDAR HIKMAH

TAKDIR MUBRAM DAN MUALLAQ

Oleh : CM. Hizboel Wathony
Ahad, 08 Juli 2018 / 24 Syawal 1439 Hijriyah

“Menurut para Ulama takdir itu dibagi dua yaitu Mubram dan Muallaq.
Takdir Mubram itu yang tidak bisa diubah seperti seorang anak telah ditetapkan menjadi anaknya siapa dan tidak bisa memilih saat mau dilahirkan ke dunia untuk menjadi anaknya siapa.
Takdir Muallaq itu yang dapat diubah seperti orang yang bodoh bisa menjadi pintar dengan belajar, orang miskin bisa berubah menjadi kaya dengan cara kerja keras dalam usaha apapun”.

 

Anak-anakku semuanya,

Alhamdulillah, kembali kita bersyukur kepada Allah SWT dimana Allah SWT selalu melimpahkan kesehatan bagi kita, melimpahkan kenikmatan-kenikmataan yang tiada taranya.

Anak-anakku semuanya,
Hidup adalah perjuangan. Perjuangan tentunya butuh keberanian dan sabar. Sementara banyak orang yang tidak tahu tentang rangkaian hidup itu sebagai perjuangan dan setiap perjuangan mengandung resiko ujian dan cobaan. Terlepas dari itu semua bahwa kita ini ditetapkan oleh Allah SWT hidup do muka bumi dengan menjalani takdir yang telah ditetapkan Allah SWT. Yang membuat skenario hidup itu hanya Allah SWT, yang membuat rencana itu juga hanya Allah SWT. KIta tidak ubahnya hanya aktor-aktor yang menjalani skenario skrip yang telah Allah SWT tulis dan dijalani oleh kita semua. Kalau berbicara masalah ini berarti berbicara masalah takdir dan kalau berbicara masalah takdir banyak persoalan dan pertentangan dari berbagai kalangan tentang takdir itu sendiri sehingga para ulama menetapkan takdir dibagi menjadi 2 yaitu TAKDIR MUBRAM dan TAKDIR MUALLAQ. Takdir Mubram ialah takdir dimana ketetapan-ketetapan yang tidak bisa diubah. Takdir Muallaq iaah takdir yang bisa diubah. Contoh takdir mubram ialah ketetapan seseorang terlahir menjadi laki-laki atau perempuan yang tentunya sudah menjadi ketetapan Allah SWT yang tidak harus diubah walau di zaman sekarang banyak orang yang mengubahnya yang disebt transgender namun di lauhul mahfudz catatan disisi Allah SWT tetap sebagai laki-laki/perempuan sesuai saat ia dilahirkan. Berbeda dengan takdir muallaq seperti orang yang lahir ke dunia yang tentunya tidak membawa ilmu yang lengkap maka ia belajar sedikit demi sedikit hingga menjadi pintar dan sukses atau orang bodoh yang belajar dengan giat sehingga menjadi orang yang sukses dan pintar. Itulah pendapat dan ijtihad dari para ulama. Namun hakekat takdir itu secara keseluruhan memang takdir Allah SWT tidak bisa diubah, seolah olah bisa diubah padahal tidak. Di kalangan kaum tasawuf, tauhid dan hakekat membagi takdir dengan beberapa tahapan seperti TAKDRI ULA yaitu takdir zaman Azali yaitu zaman terdahulu. Maka di zaman terdahulu itu sudah dicatat semuanya mulai dari awal hingga akhir semesta termasuk isinya. Kita adalah salah satu isi kehidupan alam semesta maka kita masuk di dalam lingkaran takdir ketetapan Allah SWT dengan alam semesta itu. Kenyataannya kita menjadi manusia kemudian kita hidup, berjuang dan seterusnya. Percayalah bahwa perjuangan kita itu pun ada di dalam takdir kehidupan kita. Percayalah bahwa di dalam kehidupan kita, perjalanan kita dari kecil sampai dewassa hingga akhir hayatnya ada dalam takdir Allah SWT. Bahkan dinyatakan pula tidak ada satupun yang lepas dari takdir Allah SWT walau hanya sekedar tarikan nafas sekalipun, tidak ada sesuatu yang bergerak tanpa izin Allah SWT, dimanapun berada semua hakekatnya terkendali dan dikendalikan oleh Allah SWT. Jika ada sesuatu yang ada diluar kehendak dan takdir Allah SWT, tentu saja itu tidak mungjkin dan tidak. bisa. 

Anak-anakku semuanya,

Takdir dan mempelajari takdir memang rumit terlebih mengacu pada firman Allah SWT yang sangat jelas dan populer bahwa :

‎إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d ayat : 11).

Lalu bagaimana dengan firman Allah SWT yang mengatakan :

‎قُلْ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ

Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". (QS. An Nisa ayat 78)

‎مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ

Artinya: “Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. (QS. An Nisa ayat 79)

Disini harus dipisahkan tata letak ayat, jangan mencampur adukkan. Semuanya benar hanya meletakkannya saja. Jika diletakkan pada posisi yang tepat niscaya kita akan aman dan nyaman. Coba renungkan baik baik,  berbicar atakdirtidaknakan ada habis habishya, yang jelas tidak ada sesuatu apapun kecuali Allah SWT yang menetapkan-Nya.