KULTUM PENDAR HIKMAH

SIKAP HATI DALAM BERPUASA

Oleh : CM. Hizboel Wathony
Sabtu, 26 Mei 2018 / 10 Ramadhan 1439 Hijriyah

“Sikap hati dalam berpuasa adalah adab yang sempurna, yaitu menata hati di dalam berpuasa untuk menyerahkan semua amal ibadah ramadhan terutama saat berpuasa hanya pada Allah”.

Anak-anakku semuanya, 
Di dalam melaksanakan ibadah puasa tentunya ada sikap adab yang baik dan benar. Sikap adab yang baik dan benar di dalam bulan puasa ialah dimana kita menata hati dengan cara yang jernih, yang baik, yang lurus hanya kepada Allah SWT. Kalau di dalam hal adab sesungguhnya banyak sekali namun yang paling utama ialah menata hati kita, sikap hati kita, jangan ada keterpaksaan, jangan seperti anak kecil di dalam melaksanakan ibadah yang harus dipaksa atau diiming-imingi, mengalirlah di dalam melaksanakan ibadah seolah sebagai kebutuhan. Tidak ubahnya seperti kebutuhan lahiriah. Kebutuhan lahiriah kita makan minum adalah satu hal yang tidak bisa kita hindari dan tidak ada juga orang yang terpaksa. Kalau ada orang yang terpaksa makan dan minum itu sebagai pertanda orang itu sedang sakit. Begitu pula kalau ada orang ibadah dalam kondisi terpaksa sebagai tanda iman dan hatinya sedang sakit. Kalau harus diiming-imingi sama seperti anak kecil yang akan melaksanakan perintah orang tuanya apabila diiming-imingi/dijanjikan sesuatu. Jadilah kita hamba yang sadar betul bahwa ruhaniah kita butuh nutrisi makanan dan minuman ialah ilmu dan ibadah. Imu sebagai minunan ruhaniah, amal ibadah sebagai makanannya. Niscaya apabila makan dan minum secara teratur akan menjadi sejahtera, istimewa dan akan menjadi baik ruhaniahnya.

Anak-anakku semuanya,
Jadi, adab sikap hati yag paing baik dalam menentukan ‘adabus syariah ialah dimana hati kita harus tetap jernih dan hidup dalam menjalankan ibadah. Jika hanya sekedar syariat fiqih, adab adab orang berpuasa termasuk yang telah diterangkan para ustad dan kyai itu sudah bagus sekali secara fiqih seperti adabnya orang yang berpuasa lebih baik tidur atau diam ketimbang harus membiacarakan aib orang lain dan masih banyak lagi. Adab syariat sudah banyak orang yang sudah membicarakan, adab dan sikap hati ini yang terkadang kita lupa, sementara adab dan sikap hati itu sangat penting bagi kita di dalam melaksanakan apapun agar Allah SWT tetap menilainya dengan baik dan benar. Perhatikan baik baik salah satu hadis yang termasuk hadis muttafaq’alaih :

‎عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَ أَمْوَالِكُمْ وَ لَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَ أَعْمَالِكُمْ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, ”Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian”.

Berarti sikap ada batiniah ini sangat penting di mana sikap hati itu harus menghadap hanya kepada Allah SWT, semua karena Allah SWT.
Semoga ibadah di bulan Ramadhan ini benar benar karena Allah SWT bukan karena seseorang apabalgi ntuk menarik orang lain agar memperhatikan dirinya.