KULTUM PENDAR HIKMAH

RUKU DALAM KEHIDUPAN

Oleh : CM. Hizboel Wathony
Ahad, 13 Januari 2019 / 6 Jumadil Awal 1440 Hijriyah

“Ruku Dalam Kehidupan ialah cerminan dari orang yang memahami ruku dalam shalatnya. Bahwa pada hakikatnya kita hidup di lingkungan manapun dan komunitas manapun harus bisa saling menghargai antara satu dengan lainnya, kata simpelnya ialah bertoleransi pada sesama manuasia”


Anak-anakku sekalian,
Mari kita bersyukur kembali kepada Allah SWT dimana Allah SWT telah melimpahkan nikmat nikmat yang begitu banyak kepada kita. Oleh karena itu di dalam bersyukur kepada-Nya kita harus menyesuaikan diri menjadi hamba Allah SWT agar kita mendapatkan dan meraih ridho dan cinta kasih Allah SWT. Mari kita tingkatkan kualitas ibadah kita termasuk ibadah shalat. Ibadah shalat yang sedang kita bahas yaitu kelanjutan dari setelah berdiri yang kemudian kita akan ruku. Makna ruku sebagaimana dalam firman Allah SWT dijelaskan:

‎وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ

'Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku' (QS. Al Baqarah ayat 43)

Yakni mereka ruku bersama orang orang yang ruku artinya ialah dimana gerakan shalat tersebut pada saat kita ruku kita renungkan dalam kehidupan sehari hati sebagai bentuk penghormatan dimana penghormatan kita sesama manusia/habluminannas yaitu hubungan antar manusia. Penghormatan disini ialah penghargaan yang artinya menghargai antara satu dengan lainnya. Suami menghargai istri, istri menghargai suami, anak menghargai orang tua, orangtua menghargai anak, guru menghargai murid, murid menghargai guru dan seterusnya yang berarti bisa juga disebut dengan bertoleransi dalam berhubungan sehingga kita bisa saling menerima. Diri kita bisa diterima di masyarakat dan kitapun bisa menerima kondisi masyarakat apapun. Yang harus kita pahami juga bahwa ruku itu sebagaimana penghormatan seseorang terhadap orang lain. Jangan sampai menjadi sombong karena diri merasa lebih dari mereka. Kita sama sama mahluk Allah SWT yang diciptakan dari tanah dan sama sama datang ke muka bumi ini dengan tidak membawa. Ingat, bahwa kita dilahirkan dalam kondisi tidak ada apapun. Di dalam firman Allah SWT sangat jelas sekali :

‎وَاللَّهُ أَخْرَجَكُم مِّن بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

'Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur' (QS. An Nahl ayat 78)

Jadi Allah SWT yang telah mengeluarkannya dan saat itu kamu tidak mengetahui sesuatu apapun. Kemudian apa maksud Allah SWT? Di dalam ayat tersebut dilanjutkan :

“Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”

Yakni Allah SWT telah menjadikan untukmu pendengaran, penglihatan dan akal atau hati yang berarti semua itu untukmu sebagai piranti di dalam kehidupan sebagai alat media untuk mengenal kehidupan/dunia, mudah mudahan dengan kamu merasakan nikmat Allah SWT yang sangat besar dengan diberikan pendengaran, penglihatan, dan hati atau akal bisa memilah milah agar kita bersyukur kepada Allah SWT. Tidak terbayang jika kita seperti binatang. Pendengaran tidak berfungsi dengan baik dan benar termasuk penglihatannya. Kenapa tidak berfungsi dengan baik dan benar? Karena tidak ada hati yang disebut akal. Akal disini mampu memilah dan memfurqonkan sehingga bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Binatang tidak mempunyai rasa itu. Pendengaran dan penglihatan hanya sebetas pendengran dan penglihatan, mereka tidak bisa membedakan mana anak yang harus diasuh atau temannya karena yang terpenting ialah dirinya selamat dan wilayahnya tidak boleh dikuasai yang lain.

Mana kala seorang itu paham dan tau tentang shalat itu maka ada yang disebut toleransi dan pemahaman bahwa ia harus berbagi bahwa ia sebagai manusia harus menjalankan syariat yang telah ditetapkan Allah SWT yaitu salah satunya contohnya zakat dimana ia harus berbagi jika ia mendapatkan sesuatu dalam bentuk perintah Allah SWT:

وَاَنْفِقُوْا مِنْ مَّا رَزَقْنٰكُمْ

'Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu' (QS. Al-Munafiqun Ayat 10)

Perintah itu wajib. Jadi bahwa seseorang berbagi sudah diajakran oleh Allah SWT dan diawali dengan zakat baik zakat infaq, zakat harta dan zakat bentuk lainnya.

Anak-anakku semuanya,
Berarti, di dalam ruku itu ialah intinya menghormati antar satu dengan lainnya. Tidak boleh kita merasa lebih dari yang lain. Sangat berbagaya. (Ruku) Ini pendudukan diri sebagaimana Allah SWT saat menyuruh malaikat untuk menghormati (sujud) kepada Nabi Adam as namun ada yang tidak mau tunduk karena merasa dirinya lebih.

Intinya ialah penghormatan disini bagi orang orang yang benar benar menuju kepada Allah SWT selalu ada keseimbangan antara hubungan dengan Allah SWT dan hubungan dengan manusia yang berarti saling menghormati. Semoga kita termasuk golongan orang orang yang mendapatkan limpahan rahmat dan petunjuk dari Allah SWT sehingga kita mengerti dan menjadi manusia yang saling menghormati antara satu dengan lainnya (bertoleransi).