KULTUM PENDAR HIKMAH

HAKIKAT WUDHU

Oleh : CM. Hizboel Wathony
Ahad, 18 November 2018 / 9 Rabi'ul Awal 1440 Hijriyah

“Wudhu adalah menjadi syarat sah seseorang dalam pelaksaan ibadah shalat. Wudhu bersifat membersihkan atau memperelok sedangkan shalat itu artinya hubungan, maka sudah sewajarnya bila seseorang hendak berhubungan dengan yang dicintainya harus memperelok dirinya”


Anak-anakku semuanya,

Mari kita kembali mengkaji apa yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita dimana kita menjadi hamba Allah SWT yang sedang disucikan oleh Allah SWT, yang sedang dibersihkan, yang akan dijemput, yang akan disambut oleh Alah SWT, contohnya dengan ber-Wudhu. Di dalam firman Allah SWT dinyatakan bahwa pertama ialah membasuh muka, tangan, mengusap sebagian kepala dan diakhiri membasuh kedua kakinya. Semua ini adalah isyarat dan sebagai simbol-simbol yang diberikan oleh Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, jangan kita melulu terpaku pada wilayah lahiriah saja walau kita tidak boleh mengabaikan hal-hal lahiriah. Tidak boleh bahkan haram bahkan menjadi zindik apabila tarikus syariat. Namun kita juga harus paham bahwa dalam thaharah itu jangan kemudian kita merasa cukup sudah selesai dengan mencuci tangan, membasuh muka kemudian melakukan berbagai macam basuhan lainnya kemudian selesai. Itu hanya ritual, tidak selesai disitu saja. Ritual sakral yang Bapak jelaskan merupakan simbol-simbiol dimana apabila digali maka akan menemui kedalaman maknanya.

Contoh : Tatkala buang angin, mengapa yang dibasuh adalah muka, tangan, sebagian kepala dan kaki? Termasuk membasuh bagian yang sunnah sunnah?

Yang dimaksud membasuh muka ialah kita harus membersihkan muka dimana di muka itu ada beberapa hal yang harus diketahui yaitu di muka ada mata, hidung, mulut dan telinga. Yang dimaksud disini ialah wudhu kita bukan sebatas membasuh dengan air namun wudhukanlah dalam kehidupan sehari-hari dimana MATA harus berwudhu yaitu harus bersih dari kemaksiatan. Kemudian MULUT harus bersih dari perkataan ghibah, HIDUNG juga harus bersih dari mengedus/mencari kesalahan orang lain. Maka apabila kita mau membersihkan muka sekaligus kita membersihkan MATA kita dari pandangan kemaskaitan artinya dari berbagai macam yang membuat dosa baginya yaitu objek yang bersifat maksiat. Begitu juga hidung yang sifatnya mengendus jangan suka mencari-cari kesalahan orang lain. Di dalam Firman Allah SWT dikatakan bahwa tidak boleh mencari kesalahan orang lain satu diantaranya atau sengaja membongkarnya. Jadi, bersihkan hidung dari kesalahan orang lain. Kenapa kita sibuk mencari kesalahan orang lain sementara kita sendiri banyak kesalahannya? Mari kita lihat kesalahan kita bukan kesalahan orang lain. Itulah hakekat membersihkan hidung. MULUT, disitu ada yang berkata-kata maka jaga perkataan mulut tersebut karena perkataan mulut itu tajam sekali karena disitu ada bahasa dimana bahasa itu bisa didengar oleh orang lain sekallgus bisa langsung menusuk jantung orang. Saat orang tersinggung dengan perkataan orang lain maka sakitnya sampai ke dalam hati dan terkadang sulit untuk memaafkan karena begitu sakit yang ada di dalam hati.

Maka dari itu bersihkan usap basuh muka terutama mata dengan mengihindari segala macam kemaksiatan hidung dengan menghindari mencari kesalahan orang lain, mulut dengan menghindari perkataan yang menusuk orang lain dan menghibah. Semoga kita golongan orang yang selalu mendapatkan bimbingan Allah SWT dan di dalam wudhu kita membasuh muka benar-benar kita memahami dan mengamalkan dimana kita bisa membersihkan mata dari segala pandangan maksiat, menghentikan hidung dari mencari kesalahan orang lain dan mengehentikan mulut dari perkataan yang dapat menyakiti orang lain atau menghibah.