KULTUM PENDAR HIKMAH

KEHENDAK

Oleh : CM. Hizboel Wathony
Rabu, 30 Mei 2018 / 14 Ramadhan 1439 Hijriyah

“Setiap orang mempunyai kemauan atau kehendak. Apakah kehendaknya itu sesuai dengan Kehendak Tuhannya? Tanda orang yang mengikuti kehendak dirinya itu selalu terombang ambing oleh badai kehidupan, tapi kalau mengikuti Kehendak Tuhannya akan merasa aman dan nyaman dalam menjalani kehidupannya”.

Anak-anakku sekalian,
Setiaop manusia itu pinya kehendak bahkan bukanmanusia sajan namun nyaris semua mahuk mempunyai kehendak terutama mahkuk hidaup. Seperti manusia banyak punya kehendak dan kemauan. Nemun persoalannya apakah kehendak itu sesuai dengan kehendak tuhannya?

Hadits Qudsi:
Kamu punya kehendak dan Aku pun punya kehendak. Tidak ada kehendak yang lebih baik kecuali kehendak-Ku. Barangsiapa yang mau mengikuti kehendak-Ku maka Aku kasih sesuai dengan kehendak-Ku. Jika tidak mau mengikuti kehendak-Ku, Aku sesatkam sesuai kehendak-Ku.

Anak-anakku sekalian,
Ternyata Allah SWT menanyakan dan memberitahukan bahwa memang kita tidak mempunyai kehendak melainkan kehendak Allah SWT. Dalam hal ini, apakah kita mempunyai kehendak sesuai dengan kehendak Allah SWT? Ada orang yang mempunyai kehendak ingin selalu berjiuang, ada juga orang yang mempunyai kehendak diam, ada pula orang yang mempunyai kehendak selalu ingin beribadah dan tidak ingin berjuang dunianya dan ada pula orang yang selalu berjuang hanya untuk dunianya dan lupa akhirat  padahal Allah SWT menyatakan berjuang dan utamakan untuk akhiratmu dan tetap jangan engkau lupakan duniamu.

‎وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al Qashash ayat 77)

Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau hidup selamanya. Beramallah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok.

Jadi, manakala Allah SWT telah menetapkan kehendak-Nya untuk diri kita sebagai orang yang harus berjuang dan ikhtiar baik di dalam urusan dunia dan ibadah maka jangan bergeser dari itu. Kita sebagai orang yang sedang mencari kebenaran tentu saja harus berjuang yang disebut kasal. Berbeda dengan orang khusus sebut saja seperti para Mursyid, Arifin Billah, Aulia bahkan nabi dimana tugasnya hanya untuk membimbinhg dan memberi penerangan kepada umat bukan utnuk usaha dan ikhtiar dalam urusan dunia. Kalau ternyata disamping dakwah tetap ada usaha dan ikhtiarnya dalam urusan dunia maka akan tercampur aduk dakwahnya dengan urusan dunianya dan ini yang tida boleh yang disebut bahwa ia turun daripada himmatul ‘aliyah. Jadi kalau Allah SWT telah menetapkann diri kita sebgaai orang yang memang harus mengabdi kepada Allah SWT dengan usaha dan ikhtiar maka jalani. Begitu pula jika Allah SWT telah menetapkan diri kita sebagai orang yang ditugaskan untuk berdakwah melanjutkan perjuangan rasul-Nya yang disebut warosatul anbiya maka tetapkan hati kita di jalan Allah SWT dan urusi agam-Nya. Allah SWT berjanji siapapun yang mengurusi agama-Ku maka Aku akan mengurusi dirinya dalam urusan dunianya. Namun persoalan utama kita ialah untuk mengetahui kehendak Allah SWT itu bagaimana? Maka kita harus pasrah kepada Allah SWT, kita melihat tanda-tanda-Nya.

Semoga kita golongan orang-orang yang berpijak di kehendak Allah SWT, sesuai kehendak Allah SWT.