KULTUM PENDAR HIKMAH

GHADAB ALIAS MARAH

Oleh : CM. Hizboel Wathony
Sabtu, 28 April 2018 / 12 Sya'ban 1439 Hijriyah

“Ghadah (baca: ghodhob) alias marah itu datangnya dari setan, jangan kamu terpedaya oleh setan dengan kemarahanmu, setan itu tercipta dari api dan api hanya bisa dipadamkan oleh api. Maka dari itu, jika ada diantara kalian yang sedang marah, hendaklah mengambil air wudhu. “Orang yang kuat itu bukan orang yang kuat dalam berguat tapi orang yang kuat daalam menahan dirinya ketika marah”. (HR. Bukhari)”

Anak-anakku semuanya,
Kembali lagi kita merenung ke dalam diri kita untuk mengetahui sifat sifat yang ada dalam diri. Salah satu sifat yang selalu kita rasakah ialah GHADAB atau MARAH. Siapa yang tidak marah manakala merasa terinjak-injak? siapa yang tidak marah tatkala merasa diperlakukan tidak adil?dan banyak lagi marah-marah yang bermunculan. Tidak sedikit prang yang marah karena sesutau yag sebenarnya sepele. Persoalannya ialah mampukah kita mengendalikan marah? 

Anak-anaku semuanya,
Pada dasarnya marah itu ialah kobaran api yang ada dalam diri kita, sedangkan api ialah zat, sifat penciptaan untuk iblis. Oleh karena itu dalam hadis disebutkan :

‎إِنَّ الْغَضَبَ مِنَ الشَّيْطَانِ، وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنَ النَّارِ، وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ، فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ

“Sesungguhnya, marah itu datangnya dari setan, dan setan diciptakan dari api, dan api bisa dipadamkan dengan air. Oleh karena itu, apabila salah satu dari kalian marah maka berwudhulah.” (H.R. Abu Dawud).

Jika kalian sedang marah, hendaklah berwudhu. Dengan berwudhu akan menentramkan, menetralkan hati yang sedang marah. Karena api itu bisa padam dengan air dan air yang palingh baik ialah MA-UL BARID atau air penyejuk jiwa. Marah wajar karena memang manusia mempunyai marah,  kalau tidak marah malah aneh. Namun marah yang terkendali yang bersifat mendidik sebagaimana Allah SWT pun marah terhadap hamba-Nya tetapi mendidik sifatnya, guru marah terhadap muridnya yang sifatnta mendidik, siapa lagi? orang tua dan lain sebaginya sifatnya mendidik bukan berarti marah yang terjadi antipati terjadi berbagai macam memunculkan persoalan yang seharusnya tidak ada. Marah yang demkian itu yang datang dari syiatan. Marah yang datang dari syaitan yaitu marah yang tidak pantas, marah yang karena hal yang sedikit kemudian ia muntab marahnya. Oleh karenanya cobalah kita belajar untuk menetralkan marah dengan MA-UL BARID atau air penyejuk jiwa.

Apakah MA-UL BARID? Air penyejuk jiwa ialah bukan sekedar berwudhu, memang harus dilakukan wudhu kemudian shalat 2 rakaat ini boeh dan bahkan sunnah. Namun yang harus kita ambil esensinya atau intinya ialah wudhu itu membersihkan hadas kescil yang berarti membersihkan kotoran-kotoran batiniah yang berarti pula wudhu itu sama dengan memaafkan. Dengan memaafkan kesalahan orang lain kepada kita niscaya akan reda marahnya. Dengan memaafkan orang yang menganiaya, menzholimi kita, reda marahnya.

Inilah yng diisyaratkan di dalam firman Allah SWT yang menyatakan :

‎خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ

Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. (QS. Al Araf ayat 199)

Dengan kata lain, maafkan kesalahan-kesalahan mereka dan ajak mereka ke jalan yang benar, yang baik dengan segala ma’ruf. Kemudian jika sudah diajak ke jalan yang baik, kita berbuat baik kepadanya masih juga mereka melakukan berbagai macam yang membuat dirimu marah karena Allah SWT, maka berpalinglah kamu dari orang orang jahil itu.

Anak-anakku semuanya,
Jelas sebenarnaya, sikap kita yerhadap orang orang yang menzholimi, menganiaya, memfitnah, yang membuat kita marah. Jadi, maafkan mereka agar kita reda. Maafkan kesalahannya agar kita juga tentram hatinya. Itulah yang disebut MA-UL BARID. Semoga kita golongan prang orang yang juga mendapatkan ampunan dari Allah SWT.