KULTUM PENDAR HIKMAH

HAKEKAT ISTINJA

Oleh : CM. Hizboel Wathony
Ahad, 11 November 2018 / 2 Rabi'ul Awal 1440 Hijriyah

"Hakikat Istinja' ialah membersihkan diri dari segala macam najis batiniah, kalau dalam fiqih dikenal dengan istilah najis mukhofafah, mutawasitho dan mugholadhoh, begitu pula hakiatnya yang harus dibersihkan ialah, lupa alias ghoflah, sifat nafsu madzmumah dan syirik yang melekat dalam diri."


Anak-anakku semuanya,

Inti dari Thaharah ialah bersih lahir batin dimana tidak cukup bersih secara lahiriah dan tidak akan sempurna juga sekedar bersih batiniah saja. Bersih secara lahiriah itu wajib, begitu juga bersih secara batiniah itu sempurna. Pengabdian kepada Allah SWT tidak harus melulu secara lahiriah. Sikap batin yang baik, yang jernih itu yang lebih utama ketimbang diabaikan. Namun kendatipun sikap hati sudah jernih dan baik bukan berarti meninggalkan hal hal yang lahiriah karena memang sesutau yang lahiriah itu kehidupan yang nyata yang harus dijalani.
Contoh :

‎مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُم مِّنْ حَرَجٍ وَلَٰكِن يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“…Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.” (QS. Al Maidah ayat 6)

Yang harus kira pahami disini ialah masalah thaharah yaitu pertama kita harus istinja. Istinja secara lahiriah kita harus paham betul bahwa mengabdi kepada Allah SWT dengan beribadah yang ritual sakral itu harus bersih dari najis-najis baik najis mukhofafah, najis mutawasith maupun najis mugholadoh. Ketiga najis itu harus terbebas pula pada tempat dan badan dalam ibadah kita. Jadi, yang harus terbebas dari najis-najis ialah tempatnya, badannya dan diri kita juga harus suci lahir batin yang berarti harus suci dari hadas kecil dan hadas besar.

Secara lahiriah kita sudah mengerti bahwa najis mukhofafah, najis mutawasith dan najis mugholadoh itu seperti apa. Najis mukhofafah ialah najis yang ringan, najis mutawasith ialah najis yang pertengahan dan najis mugholadoh ialah najis yang besar. Kita tidak akan membahas terlaluh jauh dalam wilayah lahiriah namun lebih kepada wilayah batiniah. Najis mukhofafah hakekatnya ialah lupa, yaitu lupa mengingat Allah SWT, lupa untuk beribadah dan berbagai macam lupa yang harus dibersihkan. Lupa disini disebut ghoflah. Setelah kita memahami ghoflah itu aoa maka kita harus bersihkan dengan cara berzikrullah. Najis mutawasith ialah berbagai macam kemaksiatan lahiriah atau nafsu-nafsu yag ada pada diri kita dimana kita harus memerangi, membunuh dan mengendalikannya. Ada nafsu yang harus dikendalikan dan ada nafsu yang harus dibunuh. Contoh nafsu yang harus dibunuh ialah sifat tarakabur, riya dan sifat-sifat nafsu mazmumah lainnya itu harus dibunuh dan tidak ada toleransi. Namun nafsu yang kaitan dengan lahiriah seperti ammarah itu harus dikendalikan seperti makan, minum, tidur dan senggama yang tidak boleh berlebihan. Jadi, najis mutawasith yang ada pada diri kita ialah berbagai macam kemaksiatan yang dipicu oleh berbagai macam nafsu yang ada dalam diri kita dan itu yang perlu dikendalikan dan dimayikan yang berarti istinja terhadap nafsu yang ada dalam diri kita yaitu ammarah, lawwamah dan sawwalat yang harus dithaharahin yaitu jihadul akbar, jihadun nafsi yaitu perang yang paling besar ialah memerangi hawa nafsu yang akhirnya muncul dalam wilayah lahiriah dalam bentuk kemaksiatan.

Anaka-anakku semuanya,

Akhirnya kita memahami bahwa menthaharahin najis mugholadoh yang kalau dalam hal fiqih itu ialah najis atas anjing dan babi. Yang harus dipahami disini bahwa najis mugholadoh secara hakiki ialah akidah syirik yang ada dalam diri kita. Allah SWT tidak mentolelir syirik. Oleh karenanya syirik bukan untuk ditaubati namun lebih kepada direvolusi akidahnya. Oleh karenanya Allah SWT tidak mengampuni dosa syirik karana memang tidak ada ampunannya dan taubatnya tetapi revolusi. Jangan memandang Allah SWT seperti apa dan bagaimana namun harus Alalhu somad Allahu ahad. Maka yang demikian itu harus dipahami, dimengerti dan dikaji dalam ilmu tauhd dan hakekat agar kita masuk dalam golongan orang yang bersih akidahnya dari syirik. Maka membersihkan najis mugholadoh dalam diri kita sangat penting dengan mengkaji ilmu tauhid dan hakekat sehingga dapat merevolusi akidahnya.