KULTUM PENDAR HIKMAH

SALING MENGASIHI

Oleh : CM. Hizboel Wathony
Ahad, 28 Oktober 2018 / 17 Shafar 1440 Hijriyah

“Islam adalah agama rahmatan lil 'alamin yang berarti menyebarannya melalui cinta dan saling mengasihi termasuk kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya. Dengan cinta kasih ber-akhlaqul karimah dalam wujud TASAMUH yang dapat dijadikan USWATUN HASANAH. Mereka berbondong-bondong memeluk agama Islam itu karena melihat sifat para sahabat Rasulullah SAW. dalam wujud AKHLAQUL KARIMAH”


Anak-anakku semuanya,

Mari Kita kembali mengingat dalam kehidupan kita sehari hari dimana kita hidup di lingkungan masyarakat yang heterogen artinya majemuk. Banyak di antara kita yang terkadang tidak satu keyakinan karena kita tinggal di negara dimana negara kita menerima semua agama. Jadi dengan kata lain mau tidak mau kita harus bisa menata diri sebagai orang islam karena hakektnya islam itu mempunyai pengertian yang sangat dalam dengan istilah tasamuh yaitu toleransi yang sangat istimewa. Siapapun dan di negara manapun yang penduduknya mayoritas islam, saya yakin bahwa selain umat islam (non muslim) itu terjamin keamanannya. Contoh yang sangat riil ialah di Indonesia, begitu istimewanya kita hidup bermasyarakat di Indonesia. Betapa umat islam sangat mengerti dan toleran terhadap saudara yang lain. Namun jika kita lihat dimana suatu negara yang mayoritasnya non muslim, mungkin atau bahkan umat islam terintimidasi atau tersingkirkan bahkan tidak dianggap dan ini yang sangat berbahaya. Oleh karenanya kita harus bersyukur hidup di negara yang menata bangsa dan rakyatya berkesinambungan dan tolerasni antara satu dengan lainnya dan saling mengerti dan berkehidupan yang sangat rukun. Dan ini merupakan salah satu nikmat Allah SWT yang berlimpah dalam hidup kita.

Bagaimana tidak? kita bertetangga dengan non uslim namun tetap harmonis. Oleh karenanya jangan sampai kita termakan oleh hasudan dari luar Isalm di Indonesia sudah sesuai dengan pola kehidupan yang telah ditetapkan oleh ulama terdahulu dalam berdakwah dan memberikan pengertian terhadap umatnya bahwa kita memang disuruh untuk saling mengasihi di antara mereka. Jika ada pernyataan bahwa kita harus lebih keras itu tidak serta merta seperti itu karena firman Allah SWT QS. Al Fath ayat 29 menyatakan :

مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ
"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka." (QS. Al Fath ayat 29)

Jika dimaknakan secara lahirian bisa ekstrem padahal tidak semacam itu namun kembali lagi ke dalam diri dimana kita harus tau ke dalam hati kita yaitu apakah ada kekufuran di dalam hati, jiwa, dan nafsu kita? Yang paling penting ialah kita harus keras terhadap kekufuran yang ada di dalam diri kita dan itu yang paling penting. Harus ditarik garis tegas bahwa tidak ada toleransi atas kekufuran apapun terutama yang ada di dalam diri kita karena di dalam diri kita ada sifat-sifat mazmumah yaitu sifat-sifat potensi kebinatangan, potensi kesyaitanan, potensi keiblisan dan semua ada di dalam diri kita dan itulah kekufuran yang harus kita perangi yang disebut jihadul akbar jihadun nasfi yaitu perang yang paling besar ialah perang melawan hawa nafsu. Memerangi hawa nafsu ini yang paling penting, tidak terhadap hawa nafsu orang lain. Jika kita bisa memerangi hawa nafsu kita maka kita bisa merasakannya kemudian harus dipahami makna ruhamma bainahum, dimana sesama saudara harus saling kasih mengasihi, saling menyayangi, jangan kemudian saling tuding dengan mengharamkan ini dan itu, membesarkan hal hal furu’iyah sehingga menjadi umat yang terbelakang karena sibuk dengan cabang-cabang fiqih yang seharusnya tidak perlu dipersoalkan. Yang terpenting umat islam ialah utamanya selama sesuai dengan rukun islam yaitu shalat ada 5 waktu dengan rakaa- rakaat sesuai dengan syariat, kiblatnya ke ka’bah, puasa di bulan Ramadhan, Haji ke Mekkah maka selesai. Jangan kemudian sesuatu yang tidak harus diungkapkan akhirnya dituding menjadi kufur dan bi’dah. Mari ciptakan ruhamma bainahum. Sesuatu yang furu’iyah bisa diselesaikan secara intern. Jangan perbedaan kita dijadikan oleh mereka sebagai suatu cibiran. Marilah menjadi umat yang umatan wahidah yaitu umat yang satu dan juga sebagai umat yang pertengahan yaitu umat yang saling menutupi, saling mendukung dan saling menolong. Kita boleh melakukan berbagai macam kebaikan dengan menyemangati diri kita dengan “berlomba untuk kebaikan” namun jangan melupakan persatuan kita sebagaimana firman Allah SWT :

فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ
"Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan." (QS. Al Baqarah ayat 148)​​​​​​​

Bersatu padu berpegang dengan tali-tali Allah SWT yang sudah ditetapkan jangan bercerai berai. Cerai berai kita dapat dimanfaatkan umat lain. Mari kita bersatu. Jangan terlalu berlebihan mempersoalkan yang elementer. Ayo, kiat junjung tinggi sebagai umat yang satu yaitu umat yang merucut kemabli kepada Nabi Muhammad SAW. Islam itu tinggi dan tidak ada yang meninggikan islam itu karena memang tuhan Kita Allahb SWT dan nabi kita Nabi Muhammad SAW.

Sabda Rasulullah SAW
َاْلإِسْلاَمُ يَعْلُوْ وَلاَ يُعْلَى.
“Islam itu tinggi dan tidak ada yang mengalahkan ketinggiannya.”​​​​​​​