KULTUM PENDAR HIKMAH

MENYAYANGI ANAK YATIM

Oleh : CM. Hizboel Wathony
Ahad, 30 September 2018 / 19 Muharram 1440 Hijriyah

“Rasulullah SAW bersabda, “Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian Beliau SAW. mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah Beliau SAW. serta agak merenggangkan keduanya” HSR. Bukhari”.


Anak-anakku semuanya,

Sekarang ini kita masih ada di bulan Muharram, oleh karena itu bulan Muharram itu bulan yang disucikan oleh Allah SWT sehingga banyak orang orang yang melakukan berbagai macam ibadah di bulan Muharram seperti puasa sunnah Muharram dari awal Muharram hingga 10 Muharram bahkan puasa puasa lain. Intinya puasa sunnah itu boleh dilakukan di bulan bulan tertentu termasuk di bulan Muharram. Sebut saja ada puasa sepanjang tahun yaitu puasa terus menerus yang diperkenankan ialah sehari puasa dan sehari tidak (puasa nabi Daud), adapula puasa hari hari putih yaitu tanggal 13,14, dan 15 disetiap bulan hijriah, adapula puasa Senin Kamis dan puasa yang dilakukan kebanyakan umat muslim yaitu puasa diawal Muharram hingga 10 Muharram. Bulan Muharram juga dikenal dengan bulan dimana banyak orang menyantuni anak yatim karena pada jaman itu Rasulullah SAW banyak sekali menyantuni bahkan menyanjung dan mengasihi anak anak yatim piatu. Pada dasarnya memberikan santunan kepada anak yatim dengan mengusap kepala bukan sebatas memberikan sejumlah uang dan kemudian mengusap kepalanya namun mengusap dengan penuh cinta kasih sebagaimana Rasulullah SAW. Pada dasarnya untuk anka anak yatim itu tidak sebatas disantuni yang kebanyakan umat islam khususnya di Indonesia sudah merasa cukup apabila sudah menyantuni anak yatim.Yang dianjurkan dalam islam ialah mengangkat anak yatim itu dari tempat tempat yang mereka tidak punya, dari keterlantarannya sebagai anak yatim, dari kekurangannya sebagai anak yatim kemudian diangkat dan dijadikan keluarga di lingkungan kita. Jadi mengangat anak yatim itu dianjurkan bukan sebatas menyantuni saja. Kemudian akhirnya di jaman modern ada istilah panti asuhan dan panti jompo yang sebenarnya jika ditarik garis lurus ke dalam islam maka panti asuhan (anak yatim dan jompo) itu tidak islami namun karena sudah kadung dan banyak bahkan orang yang sangat kesulitan karena keluarganya sehingga menghimpunkan dan menjadi komunitas hingga menjadi satu panti asuhan dan dilegalkan. Padahal tidak demikian karena justru panti asuhan itu malah mendramatisis keyatimannya. Mungkin kalau panti asuhan anak terlantar masih bisa diterima namun jika berbicara panti asuhan untuk anak yatim ini yang menjadi persoalan. Anjuran utama di dalam islam ialah mengangkat dan menjadikan anak yatim itu menjadi bagian keluarga di lingkungan kita. Andai saja orang yag mampu di Indonesia mengangkat anak yatim maka tidak akan ada anak yatim yang terlantar. Andai saja anak yatim diangkat di satu keluarga menjadi keluarganya maka akan membangun kepercayaan dan psikologis anak yatim tersebut. Jadi bukan sebatas cukup dengan harta dan santunan terlebih dipanggil anak yatimnya dan mengusapnya, namun justru itu yang mendramatisir keyatiman. Yang baik ialah bagi yang mampu maka angkatlah anak yatim sedini mungkin sejak kecil karena yang perlu disantuni, diangkat dan diayomi ialah anak yatim yang dibawah umur.

Di dalam Firman Allah SWT QS. Al Maun ayat 1-3 disebutkan bahwa orang yang disebut mendustakan agama salah satunya ialah mengabaikan anak yatim, tidak mau merangkul dan menjadikannya keluarga.

‎أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ

Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?

‎فَذَٰلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ

Itulah orang yang menghardik anak yatim,

‎وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ الْمِسْكِينِ

dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.

Jadilah kita bapak bapak diantara anak yatim, jadilah orang tua diantara anak yatim dengan cara mengangkatnya, bukan mengadopsi karena di islam tidak ada hukum adopsi yang akan menghilangkan bin/binti nya. Anak yatim yang diangkat tetap akan kembali kepada bin/binti orang tua genetik anak yatim tersebut. Kita hanya berhak untuk menyantuni dan membesarkan jiwa dan psikologis anak yatim itu.

Semoga kita menyadari bahwa Jika kita termasuk orang yang mampu maka angkatlah anak yatim masuk ke keluarga kita karena akan berlimpah berkah dan rizkinya. Semoga kita golongan orang yang diberikan kemampuan oleh Allah SWT untuk mengangkat anak yatim, amin ya robbal ‘alamin.