RANGKUMAN KAJIAN JUMAT MALAM, 29 September 2017/10 Muharam 1439H


Sabtu , 30 September 2017


Telah dibahas tentang berbagai macam persoalan persoalan yang terkait dengan masalah kehidupan terutama nikmat yang sampai ke dalam diri kita. Banyaknya nikmat yang berlimpah dan dirasakan nikmat itu tentu saja dengan syuhud dan musyahadah kepada Allah SWT dengan baik dan benar. Adapun derita atau azab itu akibat ada hijab hijab kita di dalam memandang kepada Allah SWT. Penderitaan yang selalu datang ke dalam diri disebabkan karena tertutup hati memandang tentang keelokan wujud diri-Nya. Mungkin terlalu muluk jika berbicara memandang keelokan wujudullah namun jika dibumikan bahasanya ialah karena ia tidak memandang tentang hakekat perbuatan melalui pemahaman ilmu tauhid. Andai saja kita memandang setiap kejadian di sekitar dan sekeliling kita dengan mengembalikan kepada Allah SWT dengan sikap ilmu tauhid contoh tidak mungkin seseorang kehadapan kita tanpa izin atau kehendak Allah SWT, andai paham tentang itu maka luruhlah hati.

Yang tadinya ingin angkuh, sombong, maka menjadi luruh karena tidak ada sesuatu apapun yang dihadirkan ke hadapan kita atau sekitar kita melainkan Allah SWT mempunyai kehendak/maksud dan semua itu pasti baik menurut Allah SWT untuk kita. Penyebab tidak baik untuk kita karena nafsu kita yang menjadi hijab bahwa itu dihadirkan oleh Allah SWT. Jadi nafsulah yang menghijabi semua pandangan kita. Jika memandangnya dengan benar maka akan semeleh. Namun hijab nafsu mewarnai diri sehingga angkuh, sombong, merasa bisa, merasa aku sehingga akhirnya menimbulkan marah. Penyebab marah karena kita "merasa" dalam arti seluas luasnya. Jika kita merasa pintar kemudian ada yang kita rasa lebih pintar dari kita maka marah. Jika kita tidak "merasa" maka akan luruh. Karena merasa maka itulah yang akan menjadi derita/azab/neraka.


‎ وَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَىٰ أَن تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. Al Baqarah : 216)

Contoh :
- merasa miskin itu buruk, namun menurut Allah SWT baik karena dengan miskin tidak ada uang maka tidak bisa bermaksiat

Jika orang yang bersegera atas panggilan kekasih Allah SWT (Mursyidnya) maka akan didekatkan bahkan telah disediakan istana istana di akhirat oleh Allah SWT. Maka bersyukurlah bagi kalian yang digerakkan hatinya oleh Allah SWT dengan disegerakan atas panggilan Mursyidnya dimana kalian akan masuk ke dalam benteng Allah SWT. Kalian didekatkan oleh Allah SWT melalui proses dalam menuju kepada-Nya dan ini terkadang tidak enak namun baik bagimu. Orang yang kaya akan masuk ke wilayah tertentu. Bisa jadi jika kalian kaya, belum tentu kalian duduk di majelis taklim ini.

Tidak serta merta kaya menjadi pejabat atau sehat itu adalah suatu anugerah yang menyelamatkan diri kalian walaupun itu menyenangkan diri kalian karena belum tentu menurut Allah SWT itu baik karena tidak sedikit orang kaya, orang sehat, orang yang menjabat yang terpelanting masuk ke neraka. Namun banyak orang yang sakit, miskin, rakyat biasa malah ingat kepada Allah SWT dengan menghadiri majelis zikir atau tempat ibadah.

Oleh karena itu mualif sampai menjelaskan :
"Sebahagian atau kebanyakan daripada nikmat yang sempurna atasmu itu saat mendapatkan rizki kemudian setelah mendapatkan rizki kalian malah mampu mencegah/tercegah/dianugerahi kekuatan untuk terhindar/ditahan oleh Allah SWT dari segala bentuk kemaksiatan atau hal hal untuk sampai kepada kemaksiatan".

Jadi, sebagian dari nikmat yang istimewa/kesempurnaan nikmat yang sampai kepadamu itu apabila kalian diberikan rizki yang cukup kemudian kalian juga diberikan kekuatan (oleh Allah SWT) dapat mencegah nafsu diri kalian dari segala macam rasa yang membuat diri kalian sampai kepada kemaksiatan.

Tidak heran melihat orang itu banyak rizki, menjabat, sehat namun yang istimewa ialah orang yang kaya, cakap, menjabat, santun, sopan, dermawan, disukai masyarakat. Jika melihat orang yang seperti itu akan menimbulkan "iri" yang positif.

Banyak wanita yang masuk neraka namun wanita juga paling mudah masuk surga karena semua pekerjaan wanita itu ibadah namun dengan catatan ikhlas dalam melakukannya.

Nikmat nikmat yang berlimpah yang ada pada diri kita nikmat yang berlimpah berkah itulah orang orang yang mendapatkan anugerah Allah SWT dimana rizkinya itu tidak membawa pada istidraj yang tidak membawanya ke ranah maksiat. Namun jika ada rizki yang membawa malapetaka maka itulah rizki yang istidraj. Betapa nikmatnya apabila kalian mendapatkan rizki yang tidak istidraj karena hakekatnya manusia itu jika dikaji lebih dalam lagi sesuai dalam firman Allah SWT QS. Al 'Alaq ayat 6 bahwa manusia itu suka melampaui batas.


‎كَلَّا إِنَّ الْإِنسَانَ لَيَطْغَىٰ
Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,
‎أَن رَّآهُ اسْتَغْنَىٰ
karena dia melihat dirinya serba cukup.

Cukup/kaya disini bukan kaya harta namun mampu. Yang dimaksud Kaya dalam arti mampu disini ialah kaya dalam arti merasa bisa, kaya dalam arti merasa kuat, kaya dalam arti merasa tidak butuh, kaya dalam arti merasa bahwa dirinya sudah cukup dengan dirinya sehingga tidak butuh Allah SWT. Terlebih lagi jika ia tidak mengerti tauhid hingga merasa ia mampu padahal perbuatan itu dari Allah SWT namun langsung dirampok kekuatan itu diklaim miliknya. Dia merasa diri kaya padahal hakekat kaya itu bukanlah karena banyak harta bendanya namun ia yang lapang dadanya, yang kaya jiwanya, yang luruh jiwanya, yang mudah memaafkan.


‎عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ »
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Yang namanya kaya bukanlah dengan memiliki banyak harta, akan tetapi yang namanya kaya adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari no. 6446, Muslim no. 1051, Tirmidzi no. 2373, Ibnu Majah no. 4137).

Apalah artinya dunia/ harta jika membuat gelisah hati dan membuat merana hati? Orang yang kaya hakekatnya ialah orang yang hatinya tentram, lapang, tidak mudah marah. Semua itu harus melalui proses sebagaimana yang disebutkan dalam hadis bahwa Barang siapa yang qonaah maka kayalah kita. Jika kita menerima atas apa yang saudara kita perlakukan maka tentramlah hati kita karena tidak diperbudak oleh situasi, teman, sodara, selain daripada Allah SWT.

Proses lain yang harus dilalui ialah pergunakan apa saja yang diberikan oleh Allah SWT kepadamu itu dijadikan sebagai fasilitas atau alat untuk menuju kepada Allah SWT untuk negeri akhirat. Jadi apapun yang diberikan Allah SWT jadikan sebagai jembatan atau piranti untuk menuju negeri akhirat yang kekal abadi, baik fasilitas yang ada di dalam maupun diluar diri. Di dalam diri yaitu fikiran. Jadi, mengutamakan akhirat itu harus bahkan wajib.


QS. Al Qashash : 77

‎وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

Jadikan gunakan apa yang Allah SWT datangkan kepadamu dijadikan sebagai fasilitas untuk menuju akhirat. Kendatipun diutamakan akhiratnya namun ayat ini tetap saja memberikan fasilitas bagi kita bahwa jangan kalian lupakan bagian kalian di dunia. Dalam arti yang utama akhirat namun jangan pula menelantarkan keluarga. Misal, kalian banyak thoriqoh namun dengan menelantarkan keluarga maka ini salah. Kalian boleh bekerja, namun utamakan akhiratmu maksudnya bekerja karena Allah SWT. Jika demikian, maka itulah sebagai contoh anugerah dari Allah SWT sebagaimana yang dikatakan oleh mualif bahwa sebagian dari kesempurnaan seseorang yang mendapatkan rizki yang berlimpah, keberkahan, dicukupkannya dan ia juga diberikan kekuatan oleh Allah SWT untuk tidak menggunakan rizki tersebut untuk bermaksiat.

Insya Allah, kita semua khususnya kalian semua masuk golongan yang diberikan keberkahan oleh Allah SWT, dicukupkan rizkinya oleh Allah SWT dan kita semua diselamatkan perjalanan dari dunia hingga akhirat.
_____________________________________________
Dirangkum oleh : Himmah Hizboel