Thoriqoh & Tabayyun Bersama Mursyid Akmaliah di Majelis KH.Ibrahim, Jatirokeh


Senin , 13 November 2017 Event Khusus


Pengurus Pesantren Akmaliah Salafiah Pusat mengadakan acara Thoriqoh dan Tabayyun bersama Mursyid Akmaliah di Majelis KH.Ibrahim Jatirokeh pada hari Minggu, 5 November 2017. Acara yang sudah menjadi agenda rutin tahunan ini dihadiri oleh jamaah luar Jabodetabek dan jamaah kajian Ahad pagi (AHPA), acara ini bertepatan pula denga Haul Ibunda tercinta Mursyu Akmaliah yang dilaksankan ba’da asyar pada Sabtu [4/11]

Pada acara tersebut menjadi hal yang dinanti natikan oleh salikin luar Jabodetabek adalah bisa secara langsung mengikuti  thoriqoh yang dipimpin  Mursyid Akmaliah, yang kemudian dirangkai dengan shalat subuh berjamaah serta tabayyun kepada Mursyid Akmaliah 

Acara yang sudah dilaksanakan untuk ke-2 kalinya ini merupakan salah satu bentuk "cinta kasih dan fasilitas" yang diberikan oleh Mursyid Akmaliah untuk salikin dan salikah Pesantren Akmaliah Salafiah yang berada di Luar Jabodetabek dengan memberikan kesempatan untuk mengikuti kajian kitab Faturrahman yang merupakan kajian khusus AHPA. Dan khusus saat itu boleh didengarkan oleh seluruh salikin Pesantren Akmaliah Salafiah baik secara langsung maupun live streaming video ataupun audio.

"Setelah berdiskusi dengan Bapak dan agar jamaah Luar JABODETABEK memiliki waktu leluasa untuk hadir maka kami memilih hari Minggu untuk pelaksanaan acara tersebut. Dengan memindahkan Kajian AHPA rutin yang biasanya dilaksanakan di Pesantren Akmaliah Salafiah Pusat lalu dipindahkan ke Majelis KH. Ibrohim.", ungkap Ketua Pesantren Akmaliah Salafiah Bapak Rinto Dwi Sumarno.

Hal tersebut tentunya membuat para salikin dan salikah luar Jabodetabek sangat senang dan bersyukur karena jarang sekali mereka bisa berjumpa langsung dengan Mursyid Akmaliah. Hal ini dirasakan oleh salah satu salikah dari Munassiq Sumenep yaitu Ibu Ririn yang mengatakan bahwa "Acara yang sangat berkesan terutama bagi kami yg diluar jabodetabek yang sangat jarang bisa bertemu langsung dengan Mursyid. Biasanya kami hanya bisa online tetapi pada kesempatan ini kami bisa thoriqoh bersama Mursyid, mendengarkan kajian dan tabbayun. Selain itu juga bisa silaturahmi dengan keluarga Bani Hizboel dan salikin salikah Jabodetabek. Moment yang sangat kami rindukan dan kebahagiaan yang tiada tara".

Selaras dengan ibu Ririn, Bapak Faozi yang merupakan ketua panita acara tersebut juga merasa sangat senang bisa membantu pengurus pusat dalam menyiapkan segala keperluan untuk mensukseskan acara tersebut. "Kami berusaha semaksimal mungkin memberikan yang terbaik untuk jamaah luar jabodetabek, jamaah AHPA dan bani hizboel yang datang ke Brebes. Kurang lebih dari setengah bulan yang lalu sudah kami persiapkan semuanya, mulai dari tempat istirahat jamaah, pemasangan spanduk umbul-umbul sampai ke hidangan makanan yang langsung dibuat oleh Ibu Umamah dan tim", tambah Bapak Faozi.

Dalam kajiannya, Mursyid Akmaliah menjelaskan mengenai 3 maqom seorang pejalan yang menuju kepada Allah yaitu maqom awal ialah Sabar, maqom pertengahan ialah Ridho/senang dan maqom terakhir ialah keberadaannya selalu dengan Allah dan juga karena Allah.

Setelah mengkaji kitab Faturrahman, dilanjutkan dengan acara Tabayyun bersama Mursyid Akmaliah, dimana para salikin dan salikah diberikan kesempatan bertanya apa saja dengan Mursyid Akmaliah. Salah satunya ialah salikin Taroh Dori dari Munassiq Simo, ia menanyakan mengenai tentang hati yang shahih dan soleh. "Mencintai kekasih Allah SWT itu tidak butuh dalil yang shahih namun dibutuhkan hati yang shahih (benar) dan soleh. Tidak dibutuhkan dalil maksudnya ialah saat ia mencintai kekasih Allah SWT yang dibutuhkan ialah hati kalian yang shahih dan shaleh dimana para salikin memandang kekasih Allah SWT hingga cinta mengalir kepadanya. Dan cinta itupun merupakan anugerah Allah SWT. Jika salikin tidak ada cinta kepada kekasih Allah SWT maka itu tanda Allah SWT tidak menganugerahkan cinta kasih kepadanya. Tanda tanda orang yang dicintai Allah SWT yaitu yang mendapatkan petunjuk dengan dipertemukan oleh waliyan mursyida. Dipertemukan disini bukan secara jasmaniah namun secara hati dimana hatinya bertapaut ada rasa rindu, kangen semua bercampur aduk hingga cintanya menggetarkan dan menggelisahkan. Jadi hati yang shahih adalah anugerah dari Allah SWT yaitu cinta", jelas Mursyid Akmaliah.

Lalu ada lagi salikin atas nama M. Akrom dari Munassiq Pekalongan bertanya "Apabila 4 hijab hawa nafsu, maka akan melihat sifat ma’aninya Allah SWT? Dengan cara apa membuka hijab tersebut?". Mursyid Akmaliah menjelaskan bahwa hijab/nafsu-nafsu yang ada pada diri bukan sebatas 4 nafsu namun ada 70.000 hijab yang tidak akan bisa selesai dibuka seumur hidup. Maka Disinilah butuh seorang Mursyid (syafa’at) untuk membuka hijab hijab diri.  
Caranya ialah : istiqomah menjalankan kaefiyat yang telah diterima. Baik kaefiyat zikir maupun thoriqoh dan jangan cacat dan cidera. Karena syaratnya seorang murid ialah mengamalkannya. Datang ke seorang guru kemudian menyerahkan diri sepenuhnya kepada Mursyidnya kemudian menerima baiat thoriqohnya dan kaefiyat dan mengamalkannya agar terbuka hijab hijabnya.

Alhamdulillah acara tabayyun ditutup dengan doa dan sarapan pagi bersama dan kemudian dilanjutkan dengan ziarah ke makam Ibunda tercinta Mursyid Akmaliah.

Insya Allah mudah-mudahan salikin dan salikah Pesantren Akmaliah Salafiah bisa selalu bertapaut hatinya dengan Mursyid dan dianugerahi rasa cinta kepada Mursyid oleh Allah SWT agar selamat dunia dan akhirat, amin ya robbal ‘alamin.